Di sekitar tempat tinggalku ada dua masjid besar yang berdekatan, yang satusetiap seminggu sekali dipergunakan Salat Jum’atan yang disebut masji djami. Terdapat pula satu langgar atau mushola.
Untukmelaksanakan Salat tarawih memilih di langgar, jika langgar penuh mampu menampung empat puluh orang atau sekitar empat shap. Ketikaawal-awal puasa yang melaksanakan Salat tarawih cukup banyak, tidakhanya para orang tua, banyak juga kaum remaja dan anak-anak ingusan.
Dalamperjalanannya, yang melaksanakan Salat tarawih setiap malam mengalamipenurunan, dan ketika sampai kepada pertengahan bulan puasa hinggatulisan ini dibuat yang melaksanakan Salat tarawih di langgar yangbertahan hanya 11 orang.
Dari 11orang itu, satu orang imam, enam orang tua yang sudah berusia 58 tahunke atas termasuk diantaranya ada yang sudah udzur, tiga orang remaja, dan satu orang bocah ingusan.
Salat tarawih dengan kondisi jama’ah yang seperti itu, tentu saja pembawaannyatenang. Imamnya yang memimpin Salat tidak terburu-buru ketika membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an. Begitu juga jama’ahnya dengan tenangdan tertib mengikuti gerakan Salat tarawih yang dimpin imam.
Salat tarawih yang banyak diikuti oleh para orang tua dengan pembawan imamnyayang tenang, tentunya kurang diminati oleh kaum remaja atau anak-anakmuda, mereka lebih suka memilih Salat tarawih di masjid yang cepatalias express.
MelaksanakanSalat tarawih di langgar dengan kondisi jama’ahnya yang sepertiitu, sungguh terasa khusu dan khidmat. Kekhidmatan dan kekhusuanSalat tarawih bisa didapatkan di masjid mana saja, baik di langgaratau mushola maupun di masjid besar, tergantung kita dalam melaksanakannya. Wallahu’alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H