Mohon tunggu...
Astrid Setya
Astrid Setya Mohon Tunggu... Freelancer - Happines adalah pilihan

Berbagi kisah perjalanan dari catatan harian, catatan kehidupan baik yang menyenangkan, gembira, menyedihkan hingga horor. Semoga catatanku ini bisa bermanfaat, menjadi berkat bagi yang membaca.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kiat Hadapi Perkembangan Teknologi, Orang Tua Harus Tegas

23 Oktober 2015   23:29 Diperbarui: 28 Juli 2022   11:09 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi berjalan begitu cepat, dengan dampak ikut mempengaruhi pola pikir, perilaku dan sikap pada anak-anak masa kini. 

Demikian Ang Wie Hay, M.Sc., M.Div, pakar IT dan Teologi dari Singapura menjelaskan di hadapan jemaat Ibadah Pasutri GKI Sangkrah Solo, beberapa waktu lalu. 

Di acara bertema Pengaruh Sosial Media dalam pembentukan karakter anak ini, saya merasa mendapatkan penyegaran kembali perihal dampak negatif dan hal apa saja yang harus orang tua lakukan menghadapi membanjirnya tawaran-tawaran di dunia maya. 

Memang seminar semacam ini bukanlah hal yang baru, beberapa tahun lalu saya juga pernah mengikuti seminar serupa, hanya bedanya waktu itu sulung saya masih kanak-kanak, sehingga saya merasa tidak terlalu menghadapi banyak tantangan dengan membludaknya tawaran di internet. 

Sekarang, sulung saya sudah bertumbuh menjadi remaja belia yang bisa membuka internet kapan, di mana saja bahkan ketika saya tidak berada di dekatnya. 

Kekhawatiran ini juga diungkapkan pakar IT yang berasal dari Surabaya itu, menurutnya tugas orang tua untuk masa-masa mendatang semakin berat. 

Berikut beberapa hal yang berhubungan dengan perkembangan teknologi serta dampaknya, yang dipaparkan Ang Wie. 

1. Ketegasan 

Orang tua tidak bisa melakukan pengawasan terus menerus terhadap anak-anaknya, sehingga yang diperlukan orang tua adalah sebuah ketegasan, tegas untuk berani melarang anak-anaknya tidak membuka situs apapun di internet selama waktu belajar di rumah. 

2. Saat Liburan

Laki-laki yang pernah mengenyam pendidikan di negeri Sakura ini menuturkan,  jika dirinya hanya memberikan waktu pada anak-anaknya untuk membuka internet saat malam liburan, seperti hari Sabtu malam dan hari Minggu siang. 

3. Tugas Sekolah

Untuk hari-hari biasa, dirinya hanya mengijinkan anak-anak membuka internet untuk keperluan tugas sekolah, itu pun harus didampingi orang tua. 

4. Jangan Gaptek

Meskipun produk-produk laptop, tablet, hp dan perangkat sejenis sudah semakin merebak, namun sangat disayangkan apabila masih ada orang tua yang gaptek.

5. Ikuti Pola Pikir Anak 

Ang Wie berharap agar orang tua mengenal banyak tipe jejaring sosial yang ditawarkan internet, sehingga orang tua bisa mengikuti pola pikir anak. 

6. Waspadai Ribuan Games

Ribuan games di internet juga perlu diwaspadai orang tua. "Jika orang tua tidak tahu apa pun seputar dunia maya, mereka bisa dikelabui anak-anaknya," ungkap Ang Wie yang hari itu mengenakan kemeja batik. 

7. Cepat Kuasai Hal Baru 

Anak sekarang lebih cepat menguasai hal-hal baru di internet, karena itu orang tua pun harus demikian, sehingga bisa cepat mengetahui perkembangan serta informasi terbaru yang sedang berkembang di dunia maya. 

8. Menjadi Filter 

Mengetahui informasi terbaru yang berkembang, akan membuat orang tua bisa menjadi filter bagi anak-anak, sebelum mereka mengenal sendiri atau mendengar dari orang lain. 

9. Buka Aplikasi Games

Banyak games yang ditawarkan di internet, perlu diwaspadai, karena ada games bernilai positif tetapi banyak pula bernilai negatif, karena itu penting bagi orang tua turut campur saat anak membuka aplikasi games, karena sangat disayangkan jika anak-anak membuka games yang mengandung unsur kekerasan atau pornografi.

10. Games Muatan Pendidikan 

Dibutuhkan kejelian orang tua agar anak-anak tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah, katena itu orang tua dapat menyiasati dengan mengarahkan anak-anak pada games bermuatan pendidikan dan rohani.

11. Generasi Menunduk 

Laki-laki yang gencar melakukan roadshow ini juga berpesan agar orang tua tidak membiarkan anak mereka menjadi pecandu games, hal ini berhubungan dengan cap yang diberikan pada generasi sekarang, yang merupakan generasi menundukkan kepala. "Jalan saja menundukkan kepala karena fokusnya pada HP, mengakses games atau jejaring sosial," tutur Ang Wie Hay disertai tawa para peserta.

12.  Anak Zaman Dulu 

Ang Wie membeberkan perbedaan anak-anak pada masa kecilnya, dengan anak-anak pada era sekarang, dimana pada masa kecilnya, orang tua membentengi anak dengan menyuruh tetap tinggal di dalam rumah dengan pagar terkunci, yang dirasa sudah sangat aman, karena setidaknya anak tidak mendapatkan pengaruh negatif dari dunia luar, seperti tetangga atau lingkungan sekitar. 

13.  Anak Zaman Sekarang

Perlakuan seperti pada zaman dulu, sudah tidak berlaku lagi, karena tidak ada jaminan yang pasti apakah anak akan aman-aman saja saat berdiam diri di dalam rumah, mengingat bahaya justru akan menyerang, melalui televisi dengan parabola yang memancarkan ratusan chanel dari luar negeri ataupun dalam negeri serta adanya internet yang dapat di akses di laptop, PC dan HP. 

14. Jangan Tinggalkan Anak Sendiri 

Tanpa pengawasan orang tua, anak-anak akan mudah mengakses pengaruh-pengaruh negatif, sehingga salah besar kalau orang tua membiarkan anak sendirian di dalam rumah atau di dalam kamar, sementara di dekatnya ada akses internet yang bisa dibuka dalam hitungan detik. 

15. Jadikan Mitra 

Kesadaran tentang penggunaan internet perlu ditegaskan orang tua, dan mengingatkan anak-anak bahwa internet bukan Tuhan, begitu juga bukan musuh, tetapi bisa menjadi mitra, terutama dalam mencari informasi beasiswa pendidikan di luar negeri yang terbaik,  serta perpustakaan terbuka untuk mencari referensi buku. 

16. Pekerjaan Besar

Pekerjaan besar ada di pundak saya, sebagai orang tua di generasi sekarang, karena internet dapat diakses kapan pun dan dimana pun, apalagi internet bisa memberikan jawaban secepat kilat, bahkan untuk menemukan jawaban yang berhubungan dengan pelajaran, semua bisa dicari lewat internet. 

17. Butuh Komunikasi 

Uraian Ang Wie ini mengingatkan saya agar selalu menjaga komunikasi yang baik dengan anak-anak dan keluarga, karena saya tidak mau komunikasi verbal saya tergantikan dengan chating melalui jejaring sosial lain, apalagi  sampai digantikan jibo, robot pintar yang bisa diajak bicara. 

18. Libatkan Tuhan  

Memang Tuhan tidak secepat mesin pencarian di internet, yang bisa memberikan jawaban cepat, tetapi pertolongan Tuhan selalu nyata, memberikan yang terindah dan terbaik untuk saya dan keluarga saya. 

19. Teknologi untuk Tuhan 

Ang Wie berharap agar orang tua, dalam hal pemanfaatan teknologi bisa mengarahkan anak-anak untuk kemuliaan Tuhan. "Download aplikasi yang sesuai firman Tuhan, games yang sesuai dengan pendidikan Kristen," lagi-lagi Ang Wie menekankan. 

Pesan-pesan Ang Wie Hay membuat saya semakin mantap mendampingi anak-anak saya, apalagi saya tidak ingin kehilangan sosok Kristus hidup dalam anak-anak.
 

Belajar dari Jepang 

Ada hal baru yang saya dapatkan dari Ang Wie Hay, yang begitu menarik perhatian saya hingga berharap bisa diterapkan di negeri ini. 

1.  Rehabilitasi Pecandu Games

Di Jepang, ada tempat khusus yang merupakan pusat rehabilitasi diperuntukkan bagi mereka yang kecanduan games.

2. Wajib Mengirimkan Pecandu

Setiap orang tua ataupun guru yang menemui anak dan anak didiknya kecanduan games, diwajibkan mengirimkan mereka ke rehabilitasi, dengan harapan bisa pulih kembali. (AS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun