Menurut sumber-sumber yang mengulas sejarah Cicalengka, tempat ini sempat jadi "tempat persinggahan" tokoh-tokoh penting.
Â
 Â
Â
Saya menemukan salinan peta lama yang menggambarkan Jakarta, Kabupaten Cianjur, Bandung, Timbanganten, Batulayang, Parakanmuncang, dan Karawang. Judulnya "Caart eeniger ryken gelegen op het eyland Groot Java bestaande in het Koningryk Jaccatra de regentschappen Tjanjoer, Bandong, Timbanganten en Batoelejan als mede een gedeelte van Parrakkanmoentjang en Crawang". Dua peta identik berkode KK 164-05-10 dan D D 54,4 itu merupakan salinan dari peta yang dibuat Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC) pada abad ke-18.
Â
Dari peta itu ada yang membuat saya tercengang. Betapa tidak, setelah dicermati secara saksama, saya melihat gambar yang menyerupai danau berbentuk lonjong memanjang yang membentang dari arah timur ke arah barat. Tepian di sebelah timurnya antara lain Tanjonglaja, Bodjong, Tjiekaligge. Sebelah utaranya antara lain Tjietariik, Rantja, Sangian, dan sebelah selatannya antara lain Tjisookan Kopo.
Â
O ya, gambar danau itu berada di Kabupaten Parakanmuncang dan yang membuat tercengang-cengang adalah Tanjonglaja itu tiada lain saya identifikasi sebagai Desa Tanjunglaya, tempat saya dibesarkan sejak kecil. Identifikasi tersebut berdasar karena nama-nama tempat dan sungai yang disebutkan di atas termasuk berdekatan dengan Tanjunglaya. Misalnya Bojong yang tentu saja berada di Desa Cikasungka sekarang, Tjiekaligge atau Cikalage yang termasuk Desa Hegarmanah. Rupa-rupanya pada abad ke-18, sawah-sawah yang sekarang membentang dari Tanjunglaya ke arah Slammania dan Tjikarro di sebelah barat merupakan danau luas.
Â
Baca Juga: Pohon Ki calung Sudah Tidak Dikenali Masyarakat, Tapi Abadi dalam Toponimi