Mohon tunggu...
Abdurohman Sani
Abdurohman Sani Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa dengan Hukum

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bilba

22 Desember 2022   00:42 Diperbarui: 22 Desember 2022   00:55 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

BILBA

"Diantara kanfas dan kuas yang menari gemulai, diantara warna-warna yang menarik seluruh perhatian itu, tidakah kau lihat dominasinya."

"Diantara kertas dan pena yang bergerak, disela-sela huruf dan kata-kata, tidakah kau mengerti pesan suci itu."

"Diantara ricik dan air yang mengalir, diantara batas dan jarak tidakah kau rasakan isyarat itu : kadang melengking tinggi menembus cakrawala, memekik memecah telinga, kadang terdengar seperti kidung kesunyian mendendangkan syair 'kenapa sesuatu ada dan kenapa sesuatu tiada.?' Fahamilah kenyataannya... nyatanya kenyataan yang nyata hanya satu."

"Wahai engkau yang dirajam, apa yang hendak kau ambil dariku?"

"Aku hanya sebuah titik kesepian didalam Nun yang tidak memiliki hak apapun dan atas apapun. aku hanya hambanya sejak dulu-dulu sepertipula engkau."

Baca juga: Gumam Sang Pemabuk


"Jika dahulu engkau membakar Illiyin, ketahuilah milikupun sudah menjadi abu, kini aku tumpah dari ujung al qolam untuk membakar Sijjin dengan 'Ba' semangat pengabdian."

by
Maman Abdurohman


Edisi 1. Bilba

Baca juga: Dara Cinta Yusuf

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun