Di kemurnian Cinta bilangan atau usia tidak ada adanya.
ketika Usia melahap jasad julaikha ; ia terhuyung huyung bagai anjing gila di pinggiran kota yang terus mengaung Ketika Cinta meninggi bak Purnama.
Baca juga: Cinta yang Merdeka
Nampaklah di penglihatan Yusuf kilauannya di atas air laksana punggok coklat tua.
Bagai gemerincing lonceng istana
Sang raja berkata : Wahai dua insan pilihanku inilah saat yang gembira.
Baca juga: Cinta Dipunggok Coklat Tua
Sepercik air dari jemri indahnya mengangkat mutiara dari kedalaman Cinta.
Oh julaikha...
Oh julaikha...
Baca juga: Musyawarah Ombak
Oh julaikha...
kau terlahir kembali dari rahim cinta bagai dara.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!