"Nyatanya, Dimana ada cinta disana tidak ada cinta buta ; dimana ada Cinta disana tiada kepalsuan."
Tidak benar orang yang mengaku mencintai tapi tidak mencintai apa yang dicintai kekasihnya melainkan kepalsuan yang lahir dari mental pengecut orang-orang bodoh & buta akan fiqih yang ingin bersembunyi dibalik  rahasia kegaiban taqdir untuk membenarkan pelanggaran-pelanggaran syariyah yang ingin terus ia lakukan.
"Sungguh Syariat, hakikat dan makrifat itu satu pohon yang saling mengokohkan."
"Memanglah demikian kebodohan faqih dalam bertasawuf itu ; Dia fikir sedang beretorika dengan tuhan padahal dengan 'tuan' yang diciptakan sendiri ; Dia berkata 'ini memabukan', padahal dia tidak memiliki pengetahuan apapun tentang 'anggur' : Dia fikir sedang mabuk dalam perjamuan, padahal hanya mabuk perjalanan, membuatnya muntah mengeluarkan isi perutnya yang bau dan mengotori jalan.
kelak dia akan tahu aroma yang ia hirup layaknya anggur ternyata hanyalah 'bahan bakar' & kelak ia akan tahu tuan yang ia kira tuhan yang senantiasa ia ajak meracau ternyata hanya se ekor patung lembu buatan samiri yang bersuara.
Janganlah seperti burung Beo! yang bahkan ia tidak mengerti apa yang dikatakannya."
by
Abdurohman Sani
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI