"Horeee! Mission accomplished! Target sudah tercapai! Yihaaaa ...! " Begitulah euforia Sarimin ketika membaca pengumuman resmi Admin Kompasiana (JET), bahwa ada perubahan pengelompokan rubrikasi. Salah satu kabar baik bagi Sarimin adalah bahwa kolom gosip sudah diberangus! Sebagai "penggosip" (tapi tidak suka menggosipkan dirinya sendiri), Mamak Ketol sedikit kecewa. Namun, nasib mujur menyertai Mamak Ketol, ternyata ada rubrik baru yang masuk dalam bagian lifestyle. Rubrik tersebut dinamakan "Catatan Harian", seperti yang dipaparkan JET:
Di rubrik seputar gaya hidup ini, Kompasiana menambahkan satu sub-rubrik baru, yaitu Catatan Harian. Tema ini dibuat untuk mengakomodir tulisan tanpa tema yang isinya merujuk ke aktifitas harian penulisnya. Misalnya catatan seorang ibu rumah tangga, anak sekolah, mahasiswa ataupun pekerja di kantornya.
Senang rasanya punya saluran untuk menulis diary. So ... berikut ini adalah cuplikan dari Catatan Harian Mamak Ketol. Dear Diary ... 11 Januari Hari ini hari pertama Moderator Kitteh, bertugas di kantornya yang baru. Hari pertama yang diwarnai dengan gerakan bersih-bersih. 13 Januari Koran Biru (nyaris Kuning) going orange. Silau, man! Sumpah, kesan pertamaku tampilannya seperti iklan baris. Terlebih ketika pertama kali klik, index HL tidak muncul akibat jaringan internetku leleeet banget. Tapi aku tetap menikmatinya. [caption id="attachment_88414" align="aligncenter" width="509" caption="Sasaran target harus dicanangkan sebelumnya. Bukan menembak sekenanya. "][/caption]
Sumber: Metropresort
14 Januari Peringkat Koran Orange naik di mata Alexa. Konon, menurut pengakuan seseorang yang belum dapat diverifikasi (oleh mamak Ketol), naiknya peringkat itu akibat dari acara bersih-bersih (HaHaHa!) Katanya, target tercapai sesuai dengan sasaran dan kriteria penggagas kebersihan itu sendiri. Dalam menargetkan sesuatu, tentunya seseorang harus dapat "melihat" sasaran yang akan dicapai. Melihat dengan mengkaji kemungkinan kendala, kelayakan dan aplikasinya. Kalau pada awalnya kita membuat target dalam persen, katakanlah 80%, dan hasil yang kita capai "hanya" 50%, apakah dapat dikatakan kita "berhasil"? Sangat janggal sekali apabila kita menembak "sekenanya", namun kemudian kita berteriak lantang: "Hore! saya berhasil mencapai target." [caption id="attachment_88419" align="alignright" width="356" caption="Ngumpet?"]
Sumber: Oxford Dictionary
Nasib mujur kembali berpihak padaku. Meskipun belum terverifikasi, tentu saja aku bangga jadi gosipper. Iseng-iseng berhadiah membawaku ke kamus online. Dalam kamus Oxford itu aku menemukan bahwa DIARY aka CATATAN HARIAN itu bisa juga berupa GOSIP! Dan secara tak sengaja aku menjadi saksi mata ketika "non-gosiper" "terperosok" di Catatan Harian, dan menanggapi "gosip" di rubrik tersebut. Aya aya wae ... 28 Januari Aku terheran-heran, ketika membaca salah satu tulisan, tentang "peran admin yang tidak diperlukan", disitu dibahas dan diargumentasikan bahwa komentar-komentar di rubrik agama "lari dari topik" - Aku kurang begitu paham, tapi mungkin maksudnya OOT (Out Of Topic). Ketika aku secara acak membaca tulisan Kompasianer tersebut, dan membaca tanggapan yang ada di blognya. Sungguh membuatku kembali termehek-mehek! Hal yang membuatku lebih terheran-heran adalah dalam artikel yang terbaca olehku itu, terdapat komentar tentang "mengawini si Kompasianer", "menunggu penghulu datang", padahal artikel-nya membahas agama yang tidak ada kaitannya dengan pemberkatan nikah! Tanggapan yang lari dari topilk! Aku tidak bermaksud mengatur orang untuk berkomentar. Aku pun sadar kalau komentarku kadang OOT. Tapi ... bagaimana mungkin ... mengkritik orang lain, tapi diri sendiri melakukan "kesalahan" yang kita kritisi? Melihat belek di mata orang lain memang gampang. Untuk melihat belek sendiri kita perlu kaca. (Ngaca dulu ah ...) 29 Januari Hari inisepertinya kata "gelandangan" sedang naik daun. Penempatan "tulisan gelandangan" sebagai HL pun diperdebatkan. Duh termehek-mehek lagi deh. Kalau ada yang merasa tulisan atau gagasannya didukung Admin karena di-HL-kan sah-sah saja. Tapi apa iya ... selalu demikian? Bukankah ada juga tulisan yang saling bertentangan yang dipajang sebagai HL? Lihat saja artikel-artikel di Topik Pilihan. Contoh lain, apa iya Admin pro Mamak dengan meng-HL-kan It's Only Words yang merupakan artikel "tandingan" HL sebelumnya? Hehehe ... Bagaimana kalau kita jangan ke-GR-an, tapi tetap berbaik sangka saja kalau dikritik? 2 Februari Hari ini ulang bulanku yang ke-13 di Kompasiana. Setelah posting aku mau langsung kabur aja. Kira-kira "targetku" ini tercapai ngga ya ... . Klo ngga ... ya sudahlah ... sama-sama termehek-mehek aja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H