Mohon tunggu...
GOOD THINGS
GOOD THINGS Mohon Tunggu... -

♥ Mamak Ketol ♥ PEREMPUAN bersarung yang suka gonta-ganti nama sesuai judul tulisan terbaru ♥ "Nothing shows a man's character more than what he laughs at."(Goethe) ♥

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Roman Baths: Dari Tempat Pemujaan Keramat, Pemandian Hingga Museum!

29 Juli 2011   03:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:17 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_125796" align="aligncenter" width="640" caption="Pemandian air panas  ©Mamak Ketol™"][/caption] Roman Baths adalah kompleks pemandian bersejarah di zaman Romawi yang terletak di kota Bath, Sommerset, UK yang oleh bangsa Romawi disebut Aquae Sulis (= "air Sulis"). Tempat pemandian air panas alami ini konon ditemukan oleh King Bladud yang juga dipercaya masyarakat setempat sebagai pendiri kota BathPemandian ini merupakan salah satu yang terbaik di Eropa. (Dua pemandian terbaik lainnya hanya ditemui di Pompeii.) [caption id="attachment_122689" align="alignright" width="300" caption="Minerva ©Mamak Ketol™"]

13106506151041588488
13106506151041588488
[/caption] Apa saja yang ada di dalam kompleks yang pada tahun 2009 terpilih sebagai The most Romantic Building in Britain dalam polling yang diadakan oleh RIBA (Royal Institute of British Architects) ini? Tempat Pemujaan Keramat Suhu air yang memancar dari sumber air panas ini mencapai 46 °C dan semenjak ditemukan, mengeluarkan air sebanyak 240.000 galon setiap harinya. Karena mata air ini dianggap keramat dan dipercaya sebagai tempat tinggal Sulis – dewi yang memiliki kekuatan untuk menyembuhkan – maka dibangunlah semacam tempat pemujaan. Bangsa Celtic lah yang pertama kali mendirikan altar suci sekitar tahun 60-70 Sebelum Masehi (SM). Ketika bangsa Romawi melakukan invasi dan menduduki Inggris, kolam renang umum yang dalamnya 1,6 meter ini tetap memakai nama Sulis yang diidentikkan dengan dewi Minerva. Tempat inipun dikenal juga dengan nama Sulis Minerva. [caption id="attachment_122690" align="alignleft" width="300" caption="Koin ©Mamak Ketol™"]
1310651126693991626
1310651126693991626
[/caption] Ketika masih dipakai sebagai tempat pemandian, air yang memancar dianggap berkah dan dapat memulihkan segala macam penyakit. Tak heran apabila pelancong khusus datang ke Bath untuk mengambil airnya. Begitu keramatnya mata air ini sehingga tak jarang para pemuja mempersembahkan barang-barang berharga seperti koin, dengan melemparnya ke dalam kolam. Dulunya tak hanya doa-doa saja yang diucapkan pada saat melempar koin, akan tetapi sumpah serapahpun turut dihamburkan ke dalam kolam. Adapun “kutukan” ini umumnya berkaitan dengan masalah pencurian pakaian pada saat korban sedang mandi. Entah karena percaya atau sekedar mengikuti tradisi, ada saja turis masa kini yang turut melemparkan koin. Di dekat kola mini, di salah satu dindingnya tampak bayangan sosok lelaki yang seolah-olah sedang mandi di lokasi. Dokumentasi yang diproyeksikan di layar lebar sepanjang 90 detik ini diulang secara otomatis setiap empat menit. Tempat pemujaan bergaya klasik ini adalah suatu penemuan langka bagi Inggris. Satu-satunya tempat pemujaan dengan gaya yang serupa adalah tempat pelataran Claudius yang ada di Colchester. [caption id="attachment_122691" align="alignright" width="300" caption="Reruntuhan tangga menuju altar pemujaan yang ditemukan pada tahun 1981 ©Mamak Ketol™"]
131065153796665093
131065153796665093
[/caption] Sulis Minerva masih dipergunakan sebagai tempat penyembahan hingga akhir abad ke-4 SM. Ketika ajaran Kristen menyebar di Inggris, tempat ini ditutup pada tahun 391 SM atas titah Emperor Theodosius. Lambat laun tempat pemujaan ini pun tidak terawat dan rusak. Pemandian Umum dan Pemandian Raja Pemandangan inilah yang terpampang di hadapan mata begitu kita memasuki bangunan bersejarah ini (perhatikan juga foto pertama). Sesungguhnya pemandian air panas itu adanya di “bawah tanah”. Teras di bagian atas ini adalah bangunan baru dengan tambahan dekorasi berupa patung. Patung-patung tersebut antara lain Kaisar Romawi, Gubernur Romawi Inggris, dan tokoh-tokoh militer yang dibuat pada tahun 1894. Tiga tahun sesudahnya, Roman Baths dibuka kembali untuk umum. Pada saat pemerintahan Emperor Claudius, pemandian ini sudah mengalami perbaikan dan berberapa kali perombakan, dimana spa dibagi-bagi sesuai dengan suhu airnya. Ada caldarium (pemandian panas), tepidarium (pemandian hangat), dan frigidarium (pemandian dingin). Pada abad ke-6, jauh setelah bangsa Romawi hengkang dari Inggris, tempat pemandian ini rusak total. Namun pada abad ke-12 kolam ini kembali diperbaiki. Sementara Queen’s Bath baru dibangun pada abad ke-16. [caption id="attachment_122692" align="aligncenter" width="681" caption="Pemandian utama ©Mamak Ketol™"]
1310651806352407848
1310651806352407848
[/caption] Dulunya, pemandian umum tak hanya dipergunakan untuk mandi dan membersihkan tubuh dengan berendam di tiga jenis kolam dengan suhu berbeda, namun juga sebagai tempat kumpul-kumpul, bertukar informasi dan bersosialisasi. Di tempat pemandian umum ini pelancong dapat menyentuhkan tangan dan merasakan hangatnya air. Namun, hal ini tidak bisa dilakukan di kolam yang lain termasuk King’s Bath. Pelancong hanya bisa memandangi kolam yang berbentuk siku-siku tak beraturan itu dari jendela yang melengkung seperti busur yang masih asli Romawi. Patung Raja Bladud terpampang di salah satu dinding (lihat anak panah). [caption id="attachment_122694" align="aligncenter" width="480" caption="King Bladud ©Mamak Ketol™"]
13106520921081123096
13106520921081123096
[/caption] [caption id="attachment_122695" align="aligncenter" width="480" caption="Pemandian raja yang bersiku-siku - my favorite pic ;) ©Mamak Ketol™"]
1310652248576839435
1310652248576839435
[/caption] [caption id="attachment_122697" align="aligncenter" width="480" caption="Sisi lain dari pemandian raja ©Mamak Ketol™"]
13106524811943142257
13106524811943142257
[/caption] King’s Bath yang dibangun pada abad ke-12 ini sempat direnovasi pada abad ke-18 dan ke-19 dan masih dipergunakan sebagai kolam penyembuhan hingga pertengahan abad ke-20. Museum Selain alat pandu audio dalam beberapa bahasa, tersedia pula penerjemah dengan kostum Romawi yang bertugas setiap hari antara jam 10:00 – 13:00 dan 14:00 – 17:00. Beberapa petugas dengan pakaian serupa juga hadir pada jam 10:00 – 17:00 pada musim semi dan panas dan stand by dari jam 13:30 – 16:30 di musim dingin. [caption id="attachment_122693" align="aligncenter" width="480" caption="Petugas museum berpakaian ala Romawi ©Mamak Ketol™"]
1310651984922294306
1310651984922294306
[/caption] Museum yang menyatu dalam kompleks pemandian ini menyimpan koleksi benda-benda yang berkaitan dengan kehidupan di masa lampau. Disini kita bisa mempelajari kebiasaan ber-spa dan kehidupan sosial masyarakat pada jaman dulu. Salah satu koleksi yang sangat populer adalah kepala sang dewi Sulis Minerva yang terbuat dari tembaga. Koleksi yang sangat langka di zaman Roman Britain ini ditemukan pada tahun 1727. Uniknya ukuran kepala Minerva tampak lebih besar daripada ukuran kepala manusia pada umumnya. Kepala yang “dikurung” dalam sangkat kaca dan diberi pencahayaan yang memadai sehingga memancarkan aura keemasan dengan kesan mistis. [caption id="attachment_122698" align="aligncenter" width="480" caption="Pecahan kepala Gorgon ©Mamak Ketol™ "]
131065271093823571
131065271093823571
[/caption] Selain itu terdapat juga pecahan relief kepala Gorgon yang ditemukan pada 1790. Uniknya, sosok LELAKI menyeramkan ini diyakini sebagai simbol kekuatan DEWI Sulis Minerva. Tulisan terkait kota Bath: Wearing Corset in Bath? Why Not!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun