Mohon tunggu...
GOOD THINGS
GOOD THINGS Mohon Tunggu... -

♥ Mamak Ketol ♥ PEREMPUAN bersarung yang suka gonta-ganti nama sesuai judul tulisan terbaru ♥ "Nothing shows a man's character more than what he laughs at."(Goethe) ♥

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duel Kunti: Agnes Mocere Melawan Julia Pelette

10 Desember 2010   04:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:51 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namaku Langit Kondomine dan aku adalah novelis papan atas yang terkenal dan kaya raya. Hari ini, 30 Desember tahun 1001 berdasarkan penanggalan Kunti, adalah ulang tahun perkawinanku dengan Agnes Mocere, bukan Agnes Monikah. Dua tahun yang lalu, mobil yang ku kendarai masuk  jurang. Aku menderita koma selama 40 hari. Kini, aku hadir di sini dengan kursi roda di depan Ketol Abbey sambil tersenyum-senyum. Penasaran? Dengarkan curhatku … [caption id="attachment_79340" align="aligncenter" width="480" caption="Ketol Abbey ©Mamak Ketol™"][/caption] Pernahkah kau merasa hatimu hampa? Pernahkah kau merasa hatimu kosong? Itulah yang kurasakan. Perayaan tanpa pesta, tanpa Agnes dan tanpa satupun sosok makluk Kunti yang paling seksi dalam Jagad Kunti. Kosong. Hampa. Dan hari ini aku mengenangmu Agnes dan juga Julia Pellete, istri pertamaku. Mengenang kembali perasaan senangnya dalam hati, kalau beristri dua. Tiba-tiba saja aku menginginkan kehadiran kalian berdua di sini. Bersamaku … . Pikiranku pun melayang jauh. Hari itu adalah resepsi pernikahan keduaku dengan kekasih terbaruku, Agnes. Seorang model iklan, mantan escort yang pernah disodorkan oleh Julia. Istriku adalah artis Ketol Wood yang kala itu harus menetap di luar negeri dalam rangka shooting film terbarunya. Agnes ditugaskan istriku untuk menemani hari-hari sepiku. Sesungguhnya aku adalah lelaki yang selalu setia pada pasanganku. Dan aku menikahi Julia atas dasar cinta. Agnes sempat menjadi tempat pelarianku ketika aku memergoki Julia bercumbu dengan asistenku. Lelaki mana yang tak terbakar egonya? Setelah Julia meninggal, Agnes menjadi pasangan resmiku. Selama sebulan penuh, aku dan Agnes menghabiskan bulan madu kami di Ketol Abbey yang megah dan mewah. Monasteri kuno itu kini sudah berganti fungsi sebagai hotel dengan bertarif paling mahal di Negara Ketol. Meski bangunan luar masih dipertahankan, bagian dalamnya sudah direnovasi secara modern. Hotel ini dilengkapi dengan Ghost Garden nan indah mempesona. Selain menikmati honeymoon, aku mempergunakan waktu senggangku mencari inspirasi untuk novel terbaruku. [caption id="attachment_79341" align="aligncenter" width="480" caption="Ghost Garden ©Mamak Ketol™"]

12919529291572217496
12919529291572217496
[/caption] Aku memutuskan untuk menyewa cenayang sebagai bagian dari riset untuk novel misteriku. Aku memerlukan paranormal yang dapat memanggil mahkluk halus. Aku ingat ketika resepsionis menghubungi kamarku untuk memberi tahu bahwa Fräulein Ketol sudah menunggu di lobi. Akupun segera meminta agar ahli nujum itu langsung datang ke kamarku. Begitu sampai di ruanganku, Fräulein Ketol pun memulai ritualnya. Sim salatol, ala ketol, tol tol tol, begitu bunyi mantranya. Anehnya akibat dari tindakan itu muncullah Julia, istri pertamaku yang meninggal 5 tahun yang lalu. Julia yang semakin anggun dan tampak lebih sensual ini kelihatan jauh lebih muda. Sepatu Monolong Malink keluaran terbaru membelai kakinya yang jenjang. Penampilan kulitnya sangat eksotik dan amat-sangat memikat dengan efek glitter alami. Belakangan aku diberi tahu bahwa di dunianya yang baru, Julia rajin mengunjungi Berendam Dalam Lumpur Spa yang membuat kulitnya tampak cemerlang dan kecoklatan secara alamiah, tanpa perlu mengurung diri di tanning salon. Ketika Fräulein Ketol selesai dengan tugasnya, aku berpikir bahwa Julia pasti segera pergi ke alamnya. Namun, hal itu tidak terjadi. Meskipun Julia telah membooking kamar sebelah yang tak kalah mewahnya namun, tiap hari dia datang ke kamar kami dan meneror Agnes. Hanya aku dan Julia bisa saling berkomunikasi dan saling melihat. Julia tak banyak berubah. Dia selalu mengenakan berpakaian trendy dan berkelas ciptaan Yves Sang Sarong. Di antara teman-teman kencanku, Julia lah yang paling centil tanpa terkesan murahan. Kini, Julia sungguh-sungguh berada dalam kehidupanku lagi, berkat Fräulein Ketol. Aku tak mampu menghindari rayuan-rayuan mautnya. Jujur kukatakan bahwa Julia yang sekarang lebih hot dibanding dulu. Suara ngakaknya berubah menjadi lembut, berdesah dan elegan. Julia mengatakan bahwa di negaranya yang baru sudah ada cabang sekolah kepribadian John Robert Kuwat, dimana Julia mengambil kelas Husky Voice for Kunti, dari tingkat elementary hingga advanced. Agnes yang awalnya sama sekali tak mengetahui kehadiran Julia akhirnya paham akan keberadaan istri pertamaku itu setelah melihat vas bunga yang melayang-layang di kamar hotel. Duel antara keduanya tak dapat dihindari. Julia ingin merusak perkawinanku dengan Agnes. Julia menuduh Agnes sebagai mantan babu yang menjelma menjadi ratu yang belagu. “Aku bukan babu, begitu kata Agnes selalu. Aku ini mantan escort kelas atas, tau.” Aku yang awalnya mengharapkan agar Julia segera kembali ke dunianya, diam-diam mulai menikmati keadaan ini. Aku senang apabila Julia menetap dan tinggal dalam satu gedung dengan kami. Ego lelakiku membuncah. Aku, Mr. Kondomine diperebutkan oleh dua makhluk beda alam yang paling seksi yang merupakan bagian dari kehidupan perkawinanku yang sah. Namun Julia tidak sanggup untuk membagi diriku dengan wanita lain, apalagi yang sekelas babu seperti Agnes. Julia pun merencanakan pembunuhan. Bukan untuk membunuh Agnes, tapi untuk menghabisi hidupku agar aku dapat bermigrasi ke Jagad Kunti. Julia berhasil menyandera mobilku dan menyusun strategi kecelakaan berencana. Malangnya, mobilku itu dikendarai oleh Agnes, dan berubahlah Agnes menjadi Kunti. Tentu saja Agnes menjadi Kunti Penasaran dan berniat membalas dendam. Agnes menyusul kami di rumah kediaman kami di Ketol Village, suatu komplek perumahan elit. Awalnya aku tak bisa melihat sosok Agnes. Aku hanya dapat melihat Julia yang dikejar-kejar dan rambutnya dijambaki sosok tak tampak. Hidupku tak tenang dan sangat terganggu atas duel kunti yang tak ada habis-habisnya itu. Akhirnya aku meminta pertolongan pada Fräulein Ketol untuk memulangkan mereka ke dunia mereka. Segala macam cara sudah dilakukan Fräulein Ketol. Segala macam buku dan mantra sakti sudah diucapkan, namun duel Kunti masih berlanjut. Setelah bersemedi di Bukit Ketol selama 7 hari tujuh malam, Fräulein Ketol mengatakan bahwa ada syarat yang harus kupenuhi. Pertama, aku diwajibkan untuk mandi kembang tujuh rupa yang telah direndam bersama dua botol parfum kesayangan kedua istriku. Melati special edition keluaran Esti Lohderr, dan Curut Channel No. 501. Kedua, aku harus segera mengosongkan rumahku dalam tempo 24 jam. Apabila semua syarat terpenuhi, kedua kunti itu akan sirna. Waktuku tak banyak, aku segera menghidupkan mobilku dan bergegas meninggalkan Ketol Village. Melewati Ketol Avenue, tiba-tiba saja ada lamborghi yang menyalipku. Kulihat pengemudinya seorang wanita cantik yang sangat mirip Julia. Belum hilang rasa kagetku, tiba-tiba ada mobil sport yang berhenti mendadak di depanku. Seorang wanita cantik dengan tank top dan short pants super mini melambai-lambaikan tangannya. Dia sangat mirip dengan Agnes. Aku tak siap. Dalam hitungan detik aku membanting setir ke kiri. Aku beserta mobilku nyungsep di jurang. Begitu terbangun, aku menemukan diriku dikelilingi dengan wanita-wanita cantik super seksi dengan pakaian minim. Salah seorang dari mereka berkata: “Kami baru saja memandikan Anda, Mr Kondomine. Dua Ratu Kunti sudah menunggu di peraduan.” Selama empat puluh hari aku hidup di dunia kunti yang canggih dan modern. Tak ada hari tanpa wanita, seks dan minuman beralkohol. Apalagi minuman Zombie yang fruity, dan Bloody Mary Ketol dengan extra Tabasco racikan spesial Ketol Bar. Benar-benar spirit dalam hidupku. Tapi aku tidak bahagia. Hidupku seperti robot. Tiba-tiba saja ada text message yang masuk ke telepon gengamku: “Posisi dimana?” Pengirimnya Fräulein Ketol. Tiba-tiba aku teringat dengan jimat tolak bala. Ya … aku harus menyanyikan Madu Tiga sekencang-kencangnya untuk dapat kembali ke alam nyata. Dan lagu itu kudendangkan. Kontradiksi memang, tapi mantra itu sangat ampuh ... Aih senangnya dalam hati Kalau beristri dua Oh seperti dunia Ana yang punya ... Catatan: 1. Kisah ini diadaptasi dari Blithe Spirit (1941), buah karya Noël Coward. 2. Jangan lewatkan serial terakhir Shakespeare.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun