Semangat Tarawih Si Bungsu Ciut Karena Hidung Meler
Oleh Maryati
Berawal dari hidungku yang meler sudah dua hari ini, jadinya menular pada bocah kecilku. Tepat di hari keempat dan kelima puasa bulan Ramadhan. Awalnya aku sudah sembuh dari batuk dan pilek itu sebelum bulan puasa. Kumat lagi setelah tiap hari meminum es campur atau bikin Teh obeng setiap kali kami merasa kehausan, apalagi setelah pulang salat Tarawih.
Sebelum Cecep tertular batuk pilek olehku, sebenarnya dia tetap bersemangat untuk mengikuti salat Tarawih bersama kedua Kakaknya yang Cewek. Semangatnya hilang setelah hari berikutnya dia pilek. Di hari ketiga aku pilek dan di hari keempat si bungsu tertular.
Kedua Anakku yang Cewek juga si bungsu, mereka mengajakku untuk salat Tarawih.
"Bu, ayo kita salat Tarawih lagi Bu!"
"Kalian pergi saja, jaga adikmu baik-baik ya! hidung Ibu lagi meler nih, nanti keluar terus ingusnya saat sujud."
"Tidak apa-apalah Bu, itu kan cuma sakit pilek" jawab Anakku yang nomor dua.
"Enggak Kak, nanti Ibu malu dan sejadah Ibu bisa banjir oleh air ingus" jawabku.
Akhirnya mereka pamit dan salim mencium tanganku. Sepertinya  si bungsu sedang memperhatikan  dan mendengarkan semua percakapan kami, karena dia senyum-senyum terus. Tidak lama kemudian akhirnya mereka bertiga berangkat juga. Sementara Anak yang nomor tiga sudah berangkat lebih dulu.
Memang sih, jika dipikir-pikir sebenarnya tidak jadi soal kalau cuma sakit pilek tapi takutnya nanti mukena dan sejadahku akan basah dengan ingus. Hal ini bisa mengganggu kesempurnaan salat dan mengganggu orang lain juga karena bersin-bersin terus. Apalagi pada masa pandemi ini, semua orang akan tetap berhati-hati untuk jaga diri.