Dilema liburan untuk keluarga yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya adalah memilih antara gunung atau pantai. Namun, adakalanya hal itu tidak lagi menjadi dilema, yaitu ketika kita bosan dengan pantai yang "gitu-gitu aja" atau "Bandung lagi, Puncak lagi." Nah, liburan di awal Oktober kemarin kami memutuskan untuk mengunjungi Belitong. Alasannya sangat sederhana : kami ingin melihat pantai dengan air biru dan jernih yang dihiasi dengan batu-batu granit yang besar! Iya, kami ingin mengikuti jejak Laskar Pelangi di Belitong.
Belitong... Kami datang!
Untuk mengunjungi Belitong, sudah banyak maskapai yang membuka rute menuju Bandara H.A.S Hananjoeddin, Tanjung Pandan. Pilihan jam penerbangannya pun beragam, dari pagi sampai malam. Jika ingin mendapat harga tiket yang terjangkau, lebih baik memilih penerbangan pagi hari.
Waktu tempuh dari bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng menuju bandara Hananjoeddin, Tanjung Pandan hanya 43 menit. Duh, senangnya cepat sampai![caption caption="Bandara H.A.S Hananjoeddin, Tanjung Pandan"]
Begitu selesai mengambil bagasi, kami langsung menuju pintu keluar bertemu dengan pihak rental mobil yang menjemput kami. Kami memesan sewa mobil via telepon sebelumnya. Dan memberikan sejumlah uang muka. Bapaknya sangat ramah. Kami pun diberi beberapa informasi mengenai Belitong. Salah satunya adalah jangan ragu bertanya kepada orang Belitong, penjual di warung misalnya, mereka baik dan bisa dipercaya.Â
Mie Atep
Setelah mengisi BBM, kami mencari mie Atep yang terkenal itu. Dengan bantuan google maps, kami pun menemukannya. Dalam bayangan saya, rumah makan ini besar, dengan papan nama yang menyolok atau mungkin dilengkapi lampu warna-warni. Ternyata rumah makan ini sangat sederhana dan mempertahankan rumah makan aslinya. Mie Atep ini berlokasi di jalan Sriwijaya, tak jauh dari bundaran Tugu Batu Satam.Â
Kami memesan 2 porsi mie Belitong dan 2 es jeruk konci. Yang menarik untuk saya waktu itu adalah daun-daun yang digunakan untuk menutupi mie yang sudah diracik dalam piring. Sekilas tampak mirip daun jati, cuma saya yakin bukan daun jati. Belakangan saya tahu, daun itu adalah daun simpor yang banyak digunakan di Belitong.
Ohya, rumah makan ini sudah banyak dikunjungi artis dan pejabat, dari pak Bondan, Tukul Arwana, Andy Noya, sampai Ibu Megawati. Foto-foto mereka terpajang di dinding rumah makan.
[caption caption="Mie Belitung Atep yang wajib dicoba"]
Â