Menyapa Luka
Ada rasa sakit
yang tak terlukiskan
sulit untuk diceritakan
namun terus menusukku
melemahkan semua persendianku
dalam senyap yang gelap
Kucoba mengabaikannya
membalut tanpa melihat
kasa dan kain terus kulilitkan
hingga tetes darah tak mampu menembus
hilang sudah luka
dari pandang mata
Tapi rasa adalah rasa
yang terus menggerus jiwa
luka boleh mengering
darah tak lagi mengalir
namun jejak rasa tetap tertinggal
rasa sakit yang menghujam jiwa
Maafkan aku diriku...
yang tak mau mengertimu
untuk segala rasa sakitmu
tolong maafkan aku...
Kini aku belajar memelukmu
menyapamu hingga labirin terdalam
terimakasih mau bertahan
juga mau berjuang dalam diam
janjiku hari ini : akan kupeluk lukamu,
perlahan kubuka bungkus kainmu
Suatu saat Tuhan akan memampukanmu
'tuk mengerti "mengapa"
yang kutahu : "kamu istimewa!"
ya, kamu sangat berharga...
Sudut hati, Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H