PTM 100 Persen Tak JadiÂ
Belum Juga Dimulai,Tanggal 7 Februari 2022 (hari ini) sekolah anak saya merencanakan untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100%. Memang lebih terlambat dibanding sekolah-sekolah lain di Cikarang yang sudah menggelar PTM pada bulan Januari.
Berbeda dengan sekolah negeri, sekolah swasta lebih fleksibel dalam menentukan kebijakan PTM. Mungkin dengan pertimbangan belum lengkapnya vaksin untuk anak-anak yunior. Saya setuju saja sih.
Rencana PTM disambut antusias oleh anak-anak saya. Apalagi tahun kemarin sempat mengikuti PTMT. Belajar di sekolah pastinya lebih asyik. Namun apa daya menjelang akhir Januari, Covid-19 menggila di daerah kami di Cikarang. Hati langsung was-was.
Dan ternyata benar, covid-19 makin menggila dimana-mana. Anak-anak sekolah lain yang sudah PTM beberapa terkena, pasien covid-19 mulai berdatangan ke rumah sakit, dan ditambah update kabar di lingkungan RT saya tentang warga yang terjangkit dan harus isoman.
Hmmm... "Nggak bakal PTM ini!" batin saya waktu itu. Tak lama setelah itu dapat kabar bahwa PTM dibatalkan dan belum tahu akan diselenggarakan kapan. Istilahnya semua kebijakan bersifat "situasional".
Rasanya antara tenang tapi juga was-was. Tenang karena anak-anak tidak harus PTM, namun juga was-was karena sekilas covid kali ini sangat cepat sekali menular. Mungkinkah kejadian tengah tahun terulang kembali?
Varian omicron lebih cepat menular dibanding varian delta. Karenanya, tak heran ada kabar bahwa satu blok sebuah kompleks terkena semuanya.
Pengamatan sederhana saya, memang benar jika varian omicron cepat meluas dan menyebar. Buktinya, baru beberapa hari saja terus bertambah warga yang isoman karena positif covid-19.
Penggunaan Masker yang Kendor
Kapan hari saya ke minimarket di kampung dekat rumah. Disana saya terkaget-kaget karena 99% pembeli tidak memakai masker. Semua biasa saja bahkan anak-anak pun bebas.