Ada yang mengatakan bahwa mencintai itu tak membutuhkan alasan. Hmmm... ya ada benarnya juga. Apalagi jika dia seorang perempuan, terkadang bucin alias buta cinta karena terbawa perasaan.
Meskipun seseorang punya kriteria ini dan itu, tapi kalau sudah buta cinta akan luluh juga. Katanya juga, cinta memampukan seseorang untuk menerima kelemahan dan kekurangan orang lain. Begitu loh katanya.
Lalu setelah menikah, katanya cinta juga yang membuat seseorang mau merawat, berjuang, dan mempertahankan sebuah hubungan. Hmmm... dari tadi katanya terus ya? Tapi ya memang katanya begitu. Saya tidak berani mengatakan itu pasti. I'm not the one expert in it! Hahaha
Adakah alasan untuk selingkuh?
Jika sebelumnya tentang masalah mencintai, bagaimana tentang perselingkuhan? Apakah butuh alasan untuk berselingkuh?
Rata-rata alasan yang terdengar disana dan disini adalah karena ini, itu, anu. Gosip perselingkuhan dan atau perceraian, justru malah pihak luar yang "maha tahu" atau sok tahu alasannya.
Seringkali dalam perselingkuhan, yang dianggap salah justru pihak yang diselingkuhi. Bukankah lebih tepatnya dia merupakan "korban"?
"Gimana laki nggak selingkuh, istrinya sibuk kerja terus! Terlalu ngejar karir! "
"Wajarlah cari yang lain, istrinya gendut dan kurang terawat. Mbok dandan yang cantik, pakai skincare mahal gitu loh!"
"Suaminya bosan dan kesal. Istri boros, utang dimana-mana! Ya wajarlah cari yang lain."
"Pantas saja istri selingkuh, suami sibuk dan tidak pernah pulang ke rumah."
"Gimana nggak selingkuh, suaminya galak, cemburuan, KDRT pula!"
"Istrinya nggak betah di rumah, mertuanya toksik gitu! Siapa yang tahan dengan rumah tangga begitu?"
