Saat bertemu teman atau mengobrol lewat aplikasi perpesanan, seringkali teman-teman saya meledek, "MomAbel mah nggak kenal tanggal tua!" atau "Ah, kalau MomAbel itu uang bulan kemarin juga belum tersentuh!"Â
Hmmm... saya cuma bisa tersenyum. Ya, saya memang termasuk orang santai dan cuek. Sesuatu yang baik diiyakan saja lah ya? Hehehe
Saya sebenarnya sama kok dengan yang lain. Saya ibu rumah tangga dengan suami yang "orang gajian". Artinya cuma sebulan sekali (bukan dua kali atau berkali-kali ya!) ada penghasilan yang masuk.
Akan tetapi, justru karena itulah saya terpacu untuk mampu melakukan kelola uang bulanan dengan baik. Sebenarnya cara saya mengelola keuangan sedikit terlatih saat masih lajang dan bekerja.
Waktu itu saya hidup mandiri di kota yang berbeda dengan orangtua. Karenanya, mau tak mau saya berusaha untuk cukup dan tak mau merepotkan orangtua.
Setelah berumah-tangga, beberapa prinsip keuangan yang saya terapkan saat lajang ternyata relevan. Meskipun saya tidak rinci hingga yang receh dan atau rajin mencatat tapi semua itu sangat membantu.
Dengan prinsip ini, saya tetap bahagia meski tanggal tua. Rasanya sama saja sih tanggal muda atau tanggal tua Hahaha... (duh sombong amat!).
Berikut prinsip keuangan tetap bahagia di tanggal tua yang menurut saya relevan diterapkan dalam rumah tangga:
1. Bayar semua kewajiban di depan
Setelah menerima transferan dari suami, yang saya lakukan adalah membayar semua kewajiban yang harus dibayar. Misalnya, uang sekolah dan keperluannya, biaya pemeliharaan lingkungan rumah, air, listik, uang arisan cluster, tagihan kartu kredit dan seterusnya.
Menurut saya, tak ada gunanya menunda-nunda karena kewajiban ini nanti harus dibayar juga. Jadi, lebih baik menjadi prioritas utama.