Jika kelima prinsip diatas sudah diterapkan, mulailah untuk melirik investasi. Investasi ada banyak cara dan macam.
Ada yang mengatakan sebaiknya "don't put your eggs in one basket". Artinya, sebaiknya investasi dalam berbagai macam instrumen investasi. Jangan satu macam.
Hal ini berkaitan dengan likuiditas, keamanan, dan nilai investasinya. Ada yang lebih suka investasi dalam bentuk properti (ruko, rumah, apartemen). Namun harus diingat bahwa properti ini tidak likuid.
Ada juga yang suka investasi saham. Saham memang likuid, tapi harus diingat bahwa ada resiko ketidakstabilan nilai. Ada yang tidak suka deposito karena bunga kecil, namun harus diingat deposito ini lebih likuid dan rendah resikonya. Atau ada yang lebih suka ivestasi logam mulia, surat berharga, dan lain-lain.
Jadi, pada dasarnya semua instrumen investasi punya plus-minus dan resiko. Semua tergantung kita lebih nyaman yang mana. Tentunya akan berbeda untuk masing-masing keluarga.
Yang pasti, dalam investasi jangan impulsif dan ikut-ikutan orang lain. Keuangan keluarga yang sehat membutuhkan kejujuran diri untuk melihat kondisi keuangan kita sendiri.
Semoga bermanfaat.
*Artikel khusus ditulis untuk Kompasiana. Dilarang menjiplak untuk tujuan komersial tanpa ijin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H