***
AGUNG
"Bijaksanalah..." begitu pesan ibuku. Kata itu juga yang akhirnya kukatakan pada Risa.
"Kita harus bijaksana, " ucapku dengan hati yang berat.
Mungkin benar kata Risa, jika hubungan ini berlanjut bukanlah sebuah perjuangan cinta. Tapi menjadi pemaksaan yang buta dan mungkin berujung pahit nestapa.
Baru sampai sini saja, aku sudah merasa berat dan terluka. Tak bisa kubayangkan perempuan mungil bermuka ceria itu berduka karenaku. Kemarin kulihat air mata menggenang di sudut matanya.
Aku tak tega. Semua yang cepat datang pada akhirnya cepat untuk diakhiri. Ruang mimpi memburuku pergi.
Risa akan menjadi edelweisku yang abadi. Aku tak ingin salah karena memetiknya lagi. Akan kudaki gunung untukmu, Ris.. Untuk menikmati senja sore hari bersamamu meski di tempat yang berbeda.
Edelweis indah berseri
mewangi hingga ke sanubari
Batas telah memberitahu
Aku tak bisa memetikmu
Sedihku berduka
sebelum pahit terasa
Kularung segala rasa
untuk bijaksana
---TAMAT---