Aku sempat iri sama tetangga sebelahku. Penghuni baru meskipun masih sewa. Pasangan muda yang ganteng dan cantik dengan karir mentereng.
Namun, rasa iri ini tetiba hilang menguap begitu saja. Bukan saja karena melihat tingkah laku aneh keduanya, tapi setelah ibu perempuan itu datang dan bertamu ke rumahku. Dari cerita panjang-lebarnya, aku justru iba dengan pasangan muda ini.
Suatu siang, pintu rumahku diketok. Seorang ibu paruh baya yang memperkenalkan diri sebagai "Mama Alita" dan memanggilku "Mba".
Awalnya dia meminta maaf kalau Alita dan suaminya, Adam, belum menyapa dan berkenalan denganku sebagai tetangga. "Mereka berdua sibuk, jadwal syutingnya padat!" begitu katanya.
Wah, ternyata benar juga rumor yang dibahas para ART sekompleks ini ternyata tetangga sebelah memang artis. Betapa kurang gaulnya diriku. Aku memang tidak menonton TV atau sinetron.
"Sekarang dapat pemeran utama, Mba... Syukur banget ini. Cuma ya itu calling syuting bisa sewaktu-waktu, " kata Mana Alita.
"Oh, begitu..." sahutku. Aku tak tahu dunia per-artis-an. Memang sekitar kompleks sering dijadikan lokasi syuting sinetron, tapi aku juga tak paham. Pantas Alita sering pulang pagi.
Mama Alita bercerita dengan bangga. Alita, si bungsu yang patut diacungi jempol. Bukan saja menjadi tulang punggung keluarganya, tapi kedewasaan dan kebaikan Alita membuat ibunya terharu.
"Alita yang biayain semua sekolah dan adik-kakaknya, Bu... Papanya sudah lama meninggal," katanya.
Kulihat mama Alita baik dan rendah hati. Caranya berpakaian sederhana, bukan OKB yang gila brand. Dari Alita, mamanya beralih bercerita tentang Adam.
"Kalau Adam ini sebenarnya "naik" karena Alita. Alita lebih terkenal dulu dan lebih besar penghasilannya. Alita sudah beli rumah baru di kompleks sebelah. Tiga bulan lagi ready, " kata Mama Alita.