Jika ada kawan yang abadi bagiku,
Itu adalah sepi!
Tapi tak pernah kuratapi
Mungkin semesta telah membuatku beradaptasi
Sepi dan sendiri
Bapak dan ibu pergi mencari sesuap nasi
Aku menjadi mandiri dalam sepi
Bercerita hanya pada hati
Tak ada orang yang bisa kuajak berbagi
Beberapa memilih teman dari apa yang dipunyai
Namun semesta selalu punya cara sendiri
Semua adalah rahasia Ilahi
Bunga warna-warni
Kuamati untuk mengusir sepi
Pun hingga kini, mereka tetap menjadi penghibur hati
Kurasa lewat bunga-bunga itu Tuhan menemani
Pernah juga suatu kali aku benar-benar sendiri
Sepi tanpa siapapun yang peduli
Tiba-tiba aku melangkah menuju "surga" biru
Berderet rak berisi buku
Membuat lupa akan kesepianku
Kuraih beberapa buku baru
Untuk menjadi "teman"ku
Sepi pun berdamai padaku
Kutemukan hadirMu
Kini tak kutakut pada sepi
Dia setia memeluk hari-hari
Dia selalu bersamaku
Dalam setiap musim yang berlalu
Cikarang, Akhir Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H