ARITA HS
Mei 2021
"BRUKKK..."
Sebuah kotak jatuh tepat di hadapanku. Aku sedang beres-beres di gudang  rumah orangtuaku. Gudang yang sudah lama berdebu. Sebenarnya ibu menyuruhku mencari foto almarhum nenek. Namun, tak jua kutemukan.
Justru kutemukan kotak tua di sudut lemari tua. Kubuka kotak berwarna coklat tua ini. Banyak buku dan agenda tua. "Jangan-jangan punya Bapak!" kataku.
Kurapatkan maskerku. Butiran debu tua ini sungguh menyesakkan. Aku tak tahan. Kalau saja bukan karena permintaan ibu, rasanya sudah mau keluar saja dari ruang ini.
Kubuka satu per satu isi kotak. Tapi ada yang menarik hatiku. Sebuah agenda biru tua dengan lembaran kertas menguning. Ada inisial YHS.
"Wah, punya kakakku! Mendiang Mbak Yulita!" Aku tercekat. Ada rasa rindu yang menjalar di seluruh tubuhku.
Kuberanikan membuka lembaran agenda kakakku satu-satunya. Orang yang kukagumi dan sangat cerdas. Dia sudah berpulang kembali ke rumah Bapa yang baka.
Mataku terhenti di halaman pertama. Tulisan yang lugas dan berani. Sepertinya mbak Yulita sedang menuliskan sebuah cerita pendek. Ini bukan tentang dia sendiri.
Baiklah, biarkan cerita pendek mendiang kakakku kuceritakan padamu. Kini kutuliskan ulang di blogku supaya tetap abadi. Karya akan selalu mewangi meski hari terus berganti.