"Iyaa... nggak ada masalah sih kalau itu. Dari keluarga baik-baik juga. Tadi sempat telponan sama mamanya. Kayaknya baik dan lembut, " lanjut mbak Maya.
"Mantaplah itu kak! One step ahead.. daripada aku ini, dah 3 tahun jalan masih saja backstreet!" celetuk Noi, si tomboy anak teknik industri.
"Iya, masa depan cerah itu! Habis wisuda, dilamar deh..." sahut Yaya, si manis anak sastra Jepang.
Mbak Maya masih terlihat lesu. Semua anak kost bingung dan bertanya-tanya.
"Takut LDR apa mbak?" tanyaku.
Mbak Maya menggeleng. "LDR nggak masalah lah... cuma 2 bulan. Bisa diatur kan?" sahutnya.
"Lha terus kenapa dong? Mau cari yang kayak apa lagi? Cocok kok sama kamu!" kata mbak Mita.
"Iya sih, abang ini baik dan mapan. Tapi aku ILFEEL! Nggak suka aja..." kata mbak Maya tertunduk lesu.
"Nggak suka apanya, May? Apa yang nggak kamu suka dari abang itu?" berondong mbak Mita.Â
Mbak Maya kini beranjak dari kursi. Diraihnya tas tangannya.
"Tadi kulihat jempol kakinya kecil!" ucap mbak Maya.