Anak-anak terbiasa mendengar saya bercakap dalam bahasa Jawa di telepon. Juga ketika mereka berkunjung ke rumah keluarga saya. Begitu juga dengan papanya, mereka biasa mendengar papanya ngobrol dengan bahasa daerahnya di telepon. Tak ada yang salah karena kita memang punya dua bahasa yang berbeda.
Lama kelamaan mereka juga belajar bahasa daerah sedikit demi sedikit. Apalagi saya di rumah, tentu tak berbahasa Indonesia baku. Pasti ada campur bahasa Jawa juga.
So yah... santai saja! Bagaimanapun masing-masing keluarga punya pandangan dan kesepakatannya sendiri mengenai bahasa. Anak yang lebih fasih berbahasa Inggris, bukan berarti orangtuanya banyak gaya atau tak menghargai bahasa Indonesia. Atau tak bisa berbahasa daerah bukan berarti mengingkari darah dan keturunan. Jadi, jangan digebyah-uyah. Kira-kira begitu.
Tabik.