Banyaknya pepohonan dan hamparan lahan pertanian cukup menjadikan kami rileks. Malahan di malam hari, ada seekor kelelawar yang menggantung di langit-langit balkon. Waktu saya tunjukkan ke anak-anak, katanya "So cute" Hahaha...
Esok paginya, sekitar jam 8 kami berangkat ke curug. Hemat kami, curug pasti masih sepi. Pagi itu hujan gerimis dan berkabut tipis.
Pemandangan sepanjang perjalanan menuju curug indah sekali. Hamparan perkebunan teh dan pepohonan hijau ada di kanan-kiri. Kata si sulung, ini seperti di Tawangmangu. Ya, Subang selatan merupakan dataran tinggi. Ada gunung Bungrangrang yang pagi itu tertutup kabut tebal sehingga kami tak bisa melihatnya. Ah, tak apa kami tetap mensyukuri bisa menikmati alam ini.
Pesona Curug Putri
Setelah parkir, anak-anak tak sabar ingin melihat air terjun. Maklum ini adalah kali pertama untuk mereka melihat air terjun secara langsung.
Jalan menuju curug berupa jalan bebatuan. Karena hujan, jalan ini cukup licin. Jika membawa anak, harus digandeng dan diawasi supaya tidak jatuh.
Kira-kira 100 meter berjalan, kami menemukan curug kecil. Anak-anak sudah ribut saja ingin bermain air. Meskipun curug ini tidak terlalu tinggi, namun gemuruh derasnya air yang mengalir cukup kencang. Curug ini adalah curug Putri.
Dari curug Putri, kami melanjutkan perjalanan. Sekitar 200 meter kemudian, akhirnya kami sampai di curug Cijalu. Seketika kami terpesona. Air terjun ini indah sekali!
Sesudah pemuda-pemuda tersebut turun, kami berganti naik. Perjuangan yang lumayan juga karena arus air deras dan batu juga licin. Namun kami hanya mencoba sampai bibir kolam di bawah air terjun.