Umumnya Toraja dikenal dengan upacara adat kematian yang disebut Rambu Solo'. Bahkan upacara adat tersebut terkenal dan mendunia hingga banyak turis asing berdatangan untuk menyaksikan langsung acara ini. Rambu Solo' memang unik dan menarik. Namun bagaimana dengan acara pernikahan Toraja? Hari Sabtu awal Juni lalu, saya dan keluarga bisa menyaksikan dan mengikuti acara ini di Kelurahan Tantanan, Kecamatan Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara.
Outdoor wedding yang unik
Saya baru tahu ternyata rumah tongkonan orang Toraja tidak hanya untuk acara kematian saja. Untuk acara pernikahan pun bisa. Nah, disini uniknya karena resepsi pernikahan tersebut digelar secara terbuka atau istilah kerennya disebut outdoor.
Lantang tersebut ada yang dibuat secara dadakan dan ada yang dibuat dengan membuat atap secara bersambung di antara bangunan-bangunan lumbung yang disebut alang. Tongkonan tempat resepsi ini mempunyai 6 alang yang berderet. Untuk ukuran sebuah tongkonan sudah termasuk besar dan luas.
Meskipun acara belum dimulai, banyak keluarga dan tamu yang datang. Keluarga biasanya datang secara rombongan dengan menyewa mobil. Setelah sampai di lokasi, mereka akan duduk dan menikmati makanan yang disediakan.
Sekilas pertama kali melihat, saya merasa mereka seperti sedang "piknik" santai. Hal ini sungguh berbeda dengan acara resepsi di kota yang biasanya cenderung bersifat resmi. Dalam resepsi ini, semua orang duduk lesehan bersama keluarga --baik keluarga dekat atau keluarga jauh-- dan makan bersama.
Makanan yang disediakan pun dikemas serasa sedang "piknik", yaitu termos nasi lengkap dengan lauk dalam wadah plastik. Untuk makan, terlihat praktis menggunakan kertas makanan dan sendok plastik. Pada saat makan, masing-masing orang akan saling berkomunikasi dan saling membantu mengambil makanan dan minuman. Benar-benar seperti layaknya pertemuan keluarga besar.
Makan-makan ini berlangsung hingga acara selesai. Makanan berlimpah dan terus-menerus. Menu utamanya adalah sate daging, pa'piong (daging yang dimasak dalam bambu dan dibakar), mie goreng, acar, dan ayam rica.
Meskipun sama-sama diadakan di tongkonan, acara pesta pernikahan tentu saja berbeda dengan acara kematian. Perbedaan utama antara kedua acara tersebut terletak pada daging yang tersaji. Jika dalam acara kematian (Rambu Solo'), ada tedong (kerbau) dan juga babi. Sedangkan untuk pernikahan, sama sekali tidak ada tedong. Acara pernikahan hanya menggunakan daging babi.
Dari cerita keluarga pihak laki, saya dengar dalam pesta ini mereka memotong lebih dari 80 ekor babi (bisa jadi 100 ekor lebih malah). Wow... saya terbengong-bengong mendengarnya! Oalah pantaslah dari tadi makanan tidak habis-habis ditambahin mulu. Hehehe Begitulah orang Toraja sedang berpesta. Unik tiada duanya ya?
Bersambung....
Tana Toraja, 10 Juni 2018