"Remember that happiness is a way to travel - not a destination." (Roy M. Goodman)
Pernah baca quote di atas? Kurang lebih kalau diterjemahkan secara bebas adalah kebahagiaan dari sebuah perjalanan bukanlah tujuan atau destinasinya. Nah, sering kali ketika kita melakukan perjalanan, keseruan atau hal-hal baru yang kita dapat itu justru pada saat menuju ke tempat tujuan kita. Itulah yang saya alami dalam perjalanan hari Minggu kemarin.
Ceritanya, saya dan keluarga ingin berkunjung ke Gunung Tangkuban Parahu di Subang. Terakhir saya ke sana tahun 2008, artinya sudah sepuluh tahun yang lalu! Hmmm... betapa waktu cepat berjalan, hihihi. Tahun 2008, saya ke sana via Purwakarta karena belum ada Tol Cipali hehe. Dan tidak pula lewat Lembang yang aduhai macetnya kalau weekend. Nah, minggu kemarin saya kesana via Tol Cipali dan keluar melalui exit Tol Subang. Menelusuri Kota Subang yang ternyata bersih dan asri. Baru kemudian masuk ke Kabupaten Subang.
Begitu sampai di daerah Ciater, kita disuguhi pemandangan indah berupa deretan kebun teh hijau. Deretan penjual nanas juga menarik hati (nanas Subang yang manis wajib dibeli ya). Setelah itu, saya antara kaget dan penasaran melihat deretan rumah warna-warni di sisi kiri jalan raya Ciater. Masih ingat, dulunya rumah-rumah tersebut adalah rumah-rumah tua yang kusam dan apa adanya. Sekarang kok jadi "centil" dengan warna-warni ya?
Mau berhenti kok nanggung banget, karena Tangkuban Parahu sudah dekat. Jadilah waktu pulang dari sana, saya bertekad untuk mampir sebentar. Apalagi saya sempat melihat tulisan di depan salah satu rumah tersebut dan terbaca jelas dari mobil: "Kampung Terbang". Makin penasaran deh.
Kampung Terbang
Sebelum pulang, akhirnya saya mampir ke kampung Terbang. Meskipun cuma sebentar, tapi boleh juga ternyata loh.
Setelah lihat-lihat, saya jadi bertanya-tanya kenapa dinamakan Kampung Terbang. Dari awal saya menduga karena ada maskot helikopter di depan salah satu rumah yang ada. Helikopter tersebut berupa hasil kreatif dari bekas rangka bagian depan truk, kemudian diberi ekor dari besi, dan ditambah dengan plat menyerupai baling-baling di atasnya.
Pada beberapa rumah, diberi lukisan-lukisan kekinian yang menarik. Ada gambar nemo, superhero, bunga, burung, dan lain-lain. Tampilan yang sederhana namun rapi memberi kesan unik dan makin artistik.
Tren kampung warna-warni memang tepat untuk wisata hits anak muda. Dengan latar warna-warni, hasil foto menjadi instagramable. Di sisi lain, warna-warni ini menghilangkan kesan rumah yang tua dan kusam. Lukisan dan gambar yang ada juga bagus untuk memacu kreativitas.
Jika di Malang ada kampung warna-warni Jodipan yang ngehits. Di Jogja ada kampung Code yang mirip Brasil. Di Semarang punya Kampung Pelangi di daerah Randusari. Hmmm.. ternyata Subang punya Kampung Terbang! Jadi, kalau liburan ke Ciater atau Tangkuban Parahu sempatkan mampir kesini. Berfoto-foto ria untuk mengisi feed instagram, bagus loh!