Mohon tunggu...
Malya Medina
Malya Medina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Penyuka Musik, Film, Mempelajari Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Komunikasi Dakwah di Era Digital dalam Mengatasi Hoax pada Media Youtube

12 Juli 2023   21:44 Diperbarui: 12 Juli 2023   21:51 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa pendakwah di Indonesia sudah mulai gencar untuk memerangi hoax dan mendakwahkan agar obyek dakwahnya bisa bersikap bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi. Salah satu pendakwah yang penulis amati yaitu Ustadz Hanan Attaki.Lc yang mencoba meliterasi khususnya kaum muda atau millennial untuk tidak mudah termakan berita yang belum tentu kebenarannya melalui akun sosial medianya dan menyediakan materi khusus yang membahas mengenai hoax seperti karakteristik pesan dakwah :

1) Orisinal, artinya benar-benar berdasar Al Qur'an dan hadis. Karena keduanya berupa teks, maka perlu dilakukan ijtihad sesuai dengan frame of reference masing-masing ulama. Teks bersifat statis, dan ijtihad untuk mengambil hukum atau pelajaran dari teks bersifat dinamis.

2) Rasional dan seimbang antaradunia dan akhirat atau antara idealitas dan realitas.

3) Universal, mencakup semua aspek kehidupan manusia dan diperuntukkan bagi semua manusia tanpa membedakan agama, etnis dan sebagainya

4) Rahmatan lil alamin, menyenangkan, memberi kemudahan, bukan menyulitkan manusia. ( Moh.Ali Aziz, 2016 : 342- 343 ) (Febriana & Aziz, 2019).

Peran da'i dalam mengatasi masalah hoax di Indonesia adalah sebagai subyek yang memberikan bimbingan, arahan/guiding kepada seluruh umat manusia dan umat muslim khususnya untuk bersama-- sama lebih kritis dalam menyikapi berita yang belumjelas kebenarannya mulai dari mengidentifikasi berita ini benaratau salah, tidak menyebarkanterlebih dahulu sebelumdi kroscek sumber dan kebenaran beritanya serta tidak berlebihan dalam menanggapi jika ada yang menjadi korban dari pemberitaan negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun