Secara singkat, dinamika CC Cup dimulai dari rapat pleno, technical meeting, Hari-H pelaksanaan, dan ditutup dengan evaluasi. Dari setiap kegiatan tersebut, pada dasarnya Kanisian diajak untuk melatih dan meningkatkan kemampuan mereka dalam bekerja di sebuah kelompok.
 Entah itu koordinator bidang maupun anggota, semua harus bisa menunjukkan bahwa mereka mampu menjadi anggota dari sebuah tim yang mau bekerja dengan keras agar seksi mereka masing-masing dan acara keseluruhan CC Cup itu sendiri bisa berjalan dengan lancar. Penulis memiliki dua pengalaman yang berbeda, yaitu sebagai anggota dan koordinator bidang. Setelah menjalani tanggung jawab di dua posisi yang berbeda tersebut, ada banyak nilai dan pelajaran yang bisa diambil.
Sudah menjadi tanggung jawab dari anggota sebuah seksi untuk mengikuti segala arahan yang diberikan oleh koordinator masing-masing. Jika melihat pengalaman dari salah satu seksi yang lumayan esensial, yaitu perlengkapan, koordinasi yang baik antara koordinator dengan anggota dan pihak karyawan menjadi kunci lancarnya kegiatan CC Cup. Dari seksi atau bidang ini, Kanisian diajak untuk belajar pentingnya bekerja sama dan mau menolong orang-orang di sekitar.
Nilai kerja sama tentunya sangat diperlukan karena mereka harus bisa bekerja dengan para karyawan dan seksi-seksi lain yang membutuhkan berbagai macam perlengkapan. Selain itu, dalam menyediakan perlengkapan, mereka diajari nilai Compassion atau berbela rasa dengan pihak yang membutuhkan. Panitia perlengkapan diharapkan dapat membantu pihak yang membutuhkan bantuan dengan segala hal yang berhubungan dengan barang-barang.
Tidak hanya anggota biasa, setiap koordinator bidang juga mendapatkan banyak pelajaran dari kegiatan Canisius College Cup ini. Sejak awal ditetapkannya lis koordinator bidang, mereka sudah harus menyusun anggaran yang dibutuhkan sebelum diajukan ke bendahara. Setelah itu, koordinator juga diminta untuk membuat jobdesc dan berbagai macam keperluan lainnya, misalnya SOP maupun MOU. Para koordinator juga harus melaksanakan rapat pleno dengan para anggota agar tidak terjadi kesalahpahaman dan setiap kegiatan dapat berlangsung dengan lancar.
Dari berbagai tugas tersebut, koordinator dilatih untuk meningkatkan kemampuan di satu nilai khusus, yaitu Leadership atau kepemimpinan. Seorang koordinator harus mampu mengatur dan mengoordinasi para anggotanya dengan baik dan jelas. Jika tidak, akan terjadi kekacauan dalam seksi tersebut dan menjadi halangan bagi seksi lain juga dalam mengerjakan tugas mereka. Koordinator yang dianggap sebagai pemimpin dilatih juga untuk menjadi teladan dan memberikan contoh yang baik untuk anggota mereka. Bisa dibilang bahwa koordinator yang baik akan menghasilkan kinerja anggota yang baik, begitupun sebaliknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H