Siapa yang tidak kenal dengan Jerome Polin? Mahasiswa yang sering membuat vlog kesehariannya di Jepang ini digemari di kalangan remaja karena segudang prestasinya. Mulai dari Juara 1 Olimpiade Nasional Industrial Engineering sampai lomba pidato di Jepang. Pada bulan April tahun 2021 lalu, ia juga berhasil menyabet gelar sebagai salah satu dari sedikit orang yang masuk Forbes 30 under 30 Asia 2021. Tetapi, di balik pencapaian-pencapaian Jerome, ada sebuah perjuangan berat yang ia lakukan agar bisa mencapai semua itu.
Cerita ini dimulai saat Jerome berada di kelas 2 di SD Intan Permata Hati. Teman-teman sekolah Jerome merupakan anak-anak yang memiliki orang tua yang kaya. Mulai dari sepatu, tas, sampai kotak pensil, memiliki harga yang cukup mahal. Hal ini berbeda dengan Jerome yang hanya menggunakan mobil tua dan barang-barang yang sederhana. Selain itu, teman-temannya juga mengikuti les di tempat yang mahal. Sedangkan, Jerome tidak bisa mengikuti les karena keuangan keluarganya tidak mencukupi. Selama bersekolah di sana, mental Jerome benar-benar dibentuk.
Setelah liburan kenaikan kelas, saatnya kembali masuk ke sekolah. Di sekolah, teman-teman Jerome bercerita tentang bagaimana pengalaman mereka ketika pergi berjalan-jalan ke luar negeri. Sebagian dari mereka bercerita betapa menyenangkannya pergi ke Disneyland. Mendengar cerita mereka, Jerome bermimpi agar ia juga bisa pergi ke sana. Tetapi, keluarganya bukanlah keluarga yang kaya yang bisa membiayai Jerome untuk pergi ke luar negeri.
Sejak saat itu, Jerome bertekad untuk berkuliah di luar negeri. Setiap hari ia luangkan waktu untuk belajar. Masa kecil Jerome dipenuhi hampir dengan belajar saja. Selama bersekolah di SD dan SMP, ia mendapat nilai yang sangat bagus. Oleh karena itu, Jerome mendapat beasiswa berupa potongan harga dari uang sekolahnya. Pada suatu hari, Jerome berbicara pada ayahnya, "Pa, Jerome mau kuliah di luar negeri." Ayahnya berkata bahwa karena keluarganya tidak memiliki uang yang cukup, Jerome harus bisa mendapatkan beasiswa penuh untuk kuliah di luar negeri.
Ketika Jerome sudah berada di tingkat SMA, ia dan kakaknya, Jehian, atau yang sering disebut Bang Ian, mulai mencari-cari universitas yang mengadakan program beasiswa. Saat sudah mencapai bulan-bulan terakhir di SMA, ia semakin giat dan fokus belajar. Di saat teman Jerome mengajaknya untuk pergi ke luar dan nongkrong bareng, ia menolak ajakan tersebut dan tetap belajar untuk tes masuk di berbagai universitas.
Awalnya, Jerome mengikuti tes seleksi program beasiswa di NTU (Nanyang Technological University). Setelah diumumkan, ternyata Jerome hanya mendapatkan beasiswa 50%. Padahal, ia mengincar beasiswa full atau 100%. Setelah mencari tahu, Bang Ian menyarankan agar Jerome mengikuti program beasiswa dari Mitsui Bussan. Setelah mengikuti ujian seleksi tersebut, Jerome dinyatakan lulus dan mendapatkan beasiswa 100%. Ia juga mendapatkan uang untuk kehidupan sehari-hari sebesar Rp 18.900.000 per bulannya.
Akhirnya, semua hal yang Jerome lakukan dan korbankan terbayar. Jerome berhasil menyelesaikan pendidikan S1-nya di Waseda University dengan tepat waktu. Selain itu, kanal Youtube miliknya yang bernama Nihongo Mantappu juga berhasil mencapai lebih dari 10 juta subscriber. Hal ini tidak terlepas dari usaha dan doa dari kedua orang tuanya. Oleh karena itu, sebagai bentuk apresiasi, Jerome dan Bang Ian tidak lupa untuk memberikan beberapa hadiah untuk orang tua mereka, mulai dari mobil sampai rumah.
Dari pengalaman ini, Jerome mengajak kita untuk tetap rajin dan bertekun dalam menggapai mimpi. Dalam perjalanan untuk meraih mimpi, tentunya ada banyak halangan dan cobaan. Tetapi, kita harus bisa menahan diri agar tidak tergoda akan hal-hal itu. Kita juga harus berani untuk mengorbankan hal yang kurang baik demi mendapatkan hal yang terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H