Mohon tunggu...
Mohamad Iman Faturohman
Mohamad Iman Faturohman Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang guru PNS di SMK Negeri 1 Kadipaten dan mengajar bidang studi Pemasaran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aku Bisa

14 September 2014   23:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:42 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

AKU BISA

Dalam amanat Pembukaan alenia ke-4  dan batang  UUD 1945 pasal 31 ayat 3 di jelaskan bahwa, negara memiliki suatu cita-cita yang sangat mulya yaitu: "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa", kata mencerdaskan kehidupan bangsa menurut pasal 31 ayat 3 adalah cerdas dalam hal: "beriman dan bertaqwa serta memiliki ahlak mulya, serta memiliki keilmuan dan ketrampilan".

Penjabaran dari pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 tersebut di tuangkan lagi kedalam UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 di pasal 3 dan 35, disitu di jelaskan bahwa ranah pemikiran upaya mencerdaskan kehidupan bangsa adalah upaya mencerdaskan: "Sikap dan perilaku, Pengetahuan, serta ketrampilan", hal yang sama juga di jabarkan melalui Standar Nasional Pendidikan yang dijabarkan dalam PP No.32 Tahun 2013 pengganti PP No.19 Tahun 2005 di pasal 1 dan pasal 2 menjelaskan mengenai bagaimana 3 komponen utama harus bisa terkuasai oleh siswa yaitu: "Beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, memiliki sikap dan perilaku yang baik, berpengatahuan yang banyak serta terampil. Penguatan yang terakhir di tuangkan ke dalam Standar Kompetensi Lulusan  PERMENDIKBUD No.54 tahun 2013 bahwa kompetensi lulusan di semua jenjang pendidikan harus memiliki kemampuan dalam hal: beriman dan bertaqwa serta memiliki sikap dan perilaku yang baik, Pengetahuan yang luas, serta Ketrampilan yang mumpuni.

Kita hubungkan antara perarturan pemerintah mengenai Sistem Pendidikan Nasional dengan teori-teori kecerdasan berikut ini:

Menurut Daniel Goleman (Emotional Intelligence – 1996) : orang yang mempunyai IQ tinggi tapi EQ rendah cenderung mengalami kegagalan yang lebih besar dibanding dengan orang yang IQ-nya rata-rata tetapi EQ-nya tinggi, artinya bahwa penggunaan EQ atau olahrasa justru menjadi hal yang sangat penting, dimana menurut Goleman dalam dunia kerja, yang berperan dalam kesuksesan karir seseorang adalah 85% EQ dan 15% IQ. Jadi, peran EQ sangat signifikan

MACAM-MACAM KECERDASAN TERSEBUT ADALAH :

* IQ (INTELLEGENCE QOUTIENT)

Kapasitas umum seseorang untuk engerjakan atau melakukan sesuatu.

Berhubungan dengan penalaran / berfikir.

Intellegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara logis, terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif

(Marten Pali, 1993).

Kesimpulan IQ:

a.Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia.

b.  Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.

c.  Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan dalam budaya seorang  individu.

CIRI-CIRI PRILAKU INTELLEGEN / CERDAS :

- Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru

bagi yang bersangkutan.

- Serasi tujuan dan ekonomis (efesien).

- Masalah mengandung tingkat kesulitan.

- Keterangan pemecahannya dapat diterima.

- Sering menggunakan abstraksi.

- Bercirikan kecepatan.

- Memerlukan pemusatan perhatian

* EQ (EMOTIONAL QOUTIENT)

PENGERTIAN EQ(Emotional Quotient) / kecerdasan emosi :

Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain (DANIEL GOLDMAN).

Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (PETER SALOVELY & JOHN MAYER).

Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan kekuatan,ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh (COOPER &SAWAF).

Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan adaptasi sosial (SEAGEL).

ASPEK EQ (SALOVELY & GOLDMAN) ADA LIMA :

1. Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri).

2. Kemampuan mengelola emosi (penguasaan diri).

3. Kemampuan memotivasi diri.

4. Kemampuan mengendalikan emosi orang lain.

5. Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati).

PRILAKU CERDAS EMOSI :

- Menghargai emosi negative orang lain.

- Sabar menghadapi emosi negative orang lain.

- Sadar dan menghargai emosi diri sendiri.

- Emosi negative untuk membina hubungan.

- Peka terhadap emosi orang lain.

- Tidak bingung menghadapi emosi orang lain.

- Tidak menganggap lucu emosi orang lain.

- Tidak memaksa apa yang harus dirasakan.

- Tidak harus membereskan emosi orang lain.

- Saat emosional adalah saat mendengarkan

SIFAT EQ TINGGI :

- Berempati.

- Mengungkapkan dan memahami perasaan.

- Mengendalikan amarah.

- Kemandirian.

- Kemampuan menyesuaikan diri.

- Disukai.

- Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi.

- Ketekunan.

- Kesetiakawanan.

- Keramahan.

- Sikap hormat.

* CQ (CREATIVITY QOUTIENT)

CREATIVITY / KREATIVITAS adalah potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu  yang merupakan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang dalam usaha lainnya

GUIL FORD mendiskripsikan 5 ciri kreativitas :

1.KELANCARAN/KEFASIHAN :

Kemampuan memproduksi banyak ide.

b.   KELUWESAN :

Kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam

pendekatan jalan pemecahan masalah.

c.   KEASLIAN :

Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinal

sebagai hasil pemikiran sendiri.

d.  PENGURAIAN :

Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci.

e. PERUMUSAN KEMBALI :

Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan

melalui cara yang berbeda dengan yang sudah lazim.

BEBERAPA CARA MEMUNCULKAN  GAGASAN KREATIFITAS

1.KUANTITAS GAGASAN

Gagasan pertama sebagai cara untuk mendapatkan gagasan yang lebih baik. Pemilihan dari bernagai gagasan

b.   BRAINSTORMING

untuk menambah gagasan yang telah ada, untuk

mendapat gagasana yang orisinil

c.   SINEKTIK :

Membuat yang asing menjadi akrab menggunakan

analogi dan metafora

d.  MEMFOKUSKAN TUJUAN :

Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi

besok

* SQ (SPIRITUAL QOUTIENT)

Spiritual Quotient yaitu sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan agama.

percaya bahwa Tuhan itu ada, Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha. Mengetahui apa-apa yang diucapkan, diperbuat bahkan isi hati atau niat manusia.

Dalambuku yang berjudul Seratus Tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah, si penulisnya Michael H. Hart membuat peringkat enam teratas adalah :

1)Nabi Muhammad SAW;

2) Isaac Newton;

3) Nabi Isa (Yesus);

4) Budha (Sidharta Gautama);

5) Kong Hu Chu; 6) St Paul.

Hampir semua tokoh tersebut ternyata adalah tokoh-tokoh agama,pemimpin/penggerak spiritual. Jadi manusia yang menentukan arah sejarah adalah mereka yang memiliki kualitas spiritual.

CIRI-CIRI SQ TINGGI

MEMILIKI PRINSIP DAN VISI YANG KUAT

PRINSIP KEBENARAN

PRINSIP KEADILAN

PRINSIP KEBAIKAN

MEMANDANG SESUATU DENGAN YANG BENAR

MAMPU MELIHAT KERSATUAN DALAM KEANEKARAGAMAN

CONTOH: GURU INGIN HASIL LULUSAN OPTIMAL, MAKA SEMUA YANG TERKAIT AKAN KERJA SESUAI KEPASITAS DLM TUJUAN YG SAMA

MAMPU MEMAKNAI SETIAP SISI KEHIDUPAN

SEMUA YANG TERJADI ADA MAKNANYA, BERBAGAI PENDERITAAN AKAN PEMPERTEBAL SQ, JIKA BERHASIL AKAN BERSYUKUR

MAMPU MENGELOLA & BERTAHAN DLM KESULITAN & PENDERITAAN

ORANG SUKSES TELAH MELEWATI LIKU, CACIAN & UJIAN YANG BESAR

* AQ (ADVERSITY QOUTIENT)

Adversity Qountient adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat

bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup

contoh kasus :

Ketika akhirnya Thomas Alva Edison (1847 – 1931) berhasil  menemukan baterai  yang ringan dan tahan lama, dia telah melewati 50.000 percobaan dan bekerja selama 20 tahun. Tak heran kalau ada yang bertanya, “Mr. Edison, Anda telah gagal 50.000 kali, lalu apa yang membuat Anda yakin bahwa akhirnya Anda akan berhasil ?” Secara spontan Edison langsung menjawab, “Berhasil ? Bukan hanya berhasil, saya telah mendapatkan banyak hasil. Kini saya tahu 50.000 hal yang tidak berfungsi.

Paul G. Stoltz, merinci AQ:

1.AQ Tingkat “Quitters” (Orang-orang yang Berhenti)

langsung menyerah ketika menghadapi kesulitan hidup, tidak berikhtiar dan hanya berkeluh kesah menghadapi penderitaan

b. AQ Tingkat “Campers” (Orang yang Berkemah)

Awalnya giat mendaki / berusaha menghadapi kesulitan

hidup, ditengah perjalanan mudah merasa cukup dan

mengakhiri  pendakian atau usahanya. Contoh : orang yang

sudah merasa cukup dengan menjadi sarjana, merasa sukses

bila memiliki  jabatan dan materi.

c. AQ Tingkat “Climbers” (Orang yang Mendaki)

seumur hidupnya mendaki mencari hakikat kehidupan

menuju kemuliaan manusia dunia dan akhirat.

Analisis SWOT merupakan suatu teknik yang dapat digunakan

untuk menelaah tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/karier.

“S” Strenght (Kekuatan), adalah sebuah potensi yang ada pada diri sendiri yang mendukung cita-cita / karier.

“W” Weakness (Kelemahan), adalah seluruh kekurangan yang ada pada diri sendiri dan kurang mendukung cita-cita/ karier.

“O” Opportunity, (Peluang), adalah segala sesuatu yang dapat menunjangkeb erhasilan cita-cita/karier.

“T” Traits (Ancaman), adalah segala sesuatu yang dapat menggagalkan rencana citacita/karier yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan.

Saya sebagai penulis mau membuat konsep jitu untuk mengaplikasikan amanat Cita-Cita Negara dalam Sistem Pendidikan Nasional agar semua aspek tersebut dapat terealisasikan yaitu dengan konsep: "AKU BISA".

1. A (Allah in My Heart)

Jadikan Allah selalu dalam hati sanubari kita, bagaimana caranya: Allah telah mengamanatkan kepada manusia dalam firmannya surat adzariyat: 56 bahwa "Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah, menyembah kepada sang kholik, ini artinya ranah kecerdasan Spiritual Quotient (SQ), kita pahami semua firmannya dalam al qur'an nulkarim dan hadits rasulullah bahwa konsep ibadah tersebut teramat luas yang mencakup semua aspek kehidupan, bukan hanya ibadah mahdah seperti sholat, puasa, tetapi juga ibadah sosial seperti berinfak dan berzakat.

2. K (Knowledge and skill is power)

Pengetahuan dan ketrampilan adalah suatu kekuatan, maka gali terus informasi yang positif dan asah terus ketrampilan yang bermanfaat untuk kebutuhan hidup kita, life skills untuk eksistensi kehidupan kita.

3. U (Unwavering)

Teguh dalam pendirian yang positif yang berhujjah pada nilai-nilai kebenaran dan keadilan adalah hal yang sangat penting untuk kita aplikasikan.

4. B (Be Positive Thinking)

Menjadikan pikiran kita selalu positif adalah hal yang penting agar kita tidak terjebak kedalam hal kejumudan, dengan selalu berpikir positif maka akselerasi menjalani perkembangan kehidupan akan sangat dirasakan.

5. I (Impressive)

Jadilah pribadi yang mengesankan, menurut HAMKA jadilah seorang sanguinis yang mengundang decak kagum, agar kita menjadi pribadi yang mengesankan harus menguasai 5 pilar kecerdasan yaitu: IQ, EQ, SQ, CQ, dan AQ

6. S (Social Responsibility)

Mampu melaksanakan tanggung jawab sosial, peka terhadap penderitaan sesama adalah hal yang terpenting agar menjadi pribadi yang unggul

7. A (Action)

Jalankan semua sikap dan perilaku yang positif, gali informasi yang positif sebanyak-banyaknya, kaji al qur'an dan sunnah rasul, mampu membuat kreativitas baru, dan mampu bertahan serta melewati beribu masalah dan kemalangan dalam hidup.

Itulah Konsep: AKU BISA yang mudah-mudahan dapat di aplikasikan sesuai dengan cita-cita negara RI dan harapan Output  serta outcome dalam suatu Sistem Pendidikan Nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun