Mohon tunggu...
Malta Nur Doa
Malta Nur Doa Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan di Bidang Pemasaran dan Periklanan. Pengalaman di Agency Multinational selama 6 tahun.

Dengan pengalaman hampir 6 tahun di dunia Media Agency, PR Agency dan Riset. Saya punya passion untuk mengembangkan mendukung gerakan social clean energy, sepeda dan education. Saat ini saya bekerja di IPG Mediabrands Indonesia. Silahkan cek profileku di link berikut : https://www.linkedin.com/profile/view?id=84697214

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kehidupan Bernegara dalam Sebuah Bis Kota

9 September 2015   17:13 Diperbarui: 9 September 2015   17:22 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu memutuskan untuk naik bis menuju tujuanku. Apa yang berbeda pada hari itu adalah sang supir. Beberapa penumpang ada yang menyadari supir nya ganti. "Wah supirnya ganti". ucap beberapa penumpang. Sebagian lagi acuh "mau supir nya ganti kalo bis nya Masih bobrok gini sama aja" celetuk penumpang di belakang.

Ada beberapa penumpang yang senang dengan supir baru, ada yang merasa tidak suka. "Wah supir kok kurus gitu, apa kuat bawa ini bis?" ujar seorang anak muda. Ada yang membela "Apa kamu mau dan bisa gantikan si supir?".

Sambil bis berjalan ada obrolan debat antar penumpang tentang supir baru. Ada yang mendengarkan, ada yang pura-pura tidur dan tidur beneran.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba bis mogok. Sang supir berulang kali berupaya menghidupkan mesin bis namun, mesin bis tidak mau hidup juga. Sampai akhirnya sang supir meminta tolong kernet untuk mendorong bis. Sang kernet turun dan berupaya mendorong.

Tentu saja dia tidak kuat. Dengan kondisi bis yang penuh, hanya kernet yang mendorong. Keributan di dalam bis makin menjadi-jadi ada yang sibuk menghujat sang supir "Jadi supir yang bener dong", "Bawa bis aja gak becus", " Bis bobrok dibawa". Ada yang sibuk membela "Sudalah biarkan dia bertugas, emang kamu mau pada jadi supir".

Supir hanya meminta tolong, "Ibu/Bapak tolong dibantu mendorong bisnya". Dan makin menjadi keributan di dalam bis. Ada beberapa penumpang yang aku lihat sepanjang jalan diam. Justru yang turun duluan membantu mendorong bis. Aku pun ikut turun daripada capek mendengarkan obrolan para penumpang. Dan benar saja, mereka masih melanjutkan perdebatan tentang si supir dan masih di dalam bis. Ada seorang penumpang yang memilih turun dan pindah ke bis lain yang bis nya lebih bagus. Ada yang masih tidur di dalam bis.

Sekuat tenaga kami dan beberapa penumpang mendorong. Mereka justru para penumpang yang banyak diam. Seorang penumpang yang mendorong menasehatiku "Begitulah kondisi negara ini nak, dari sudah lama Indonesia seperti bis ini banyak kerusakan di hampir semua bagian. Bukan salah supir kalo dapat bis kondisinya sudah seperti ini. Rakyat ya seperti itu ada yang sibuk debate kusir gak ada habis nya. Jadilah penumpang yang baik. Ambillah tindakan yang diperlukan agar bis ini tetap bisa berjalan sampai tujuan. Mulailah turun dan dorong sekuat tenaga dengan tenaga yang kamu miliki. Ciptakan dan ikuti kegiatan postitif biar negara ini bisa terus berjalan sampai tujuan".

End

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun