Mengeluh hanyalah bentuk kegagalan kita menangkap rahkamt Allah--ADL
Membaca tentang Pak Agust Dapa Loka dulu di majalah HIDUP dan kemudian di kompasiana ini, saya mendapat kesimpulan bahwa Pak Agust ini adalah orang yang tabah dan pekerja keras. Peristiwa amputasi “mestinya” menjadi alasan baginya untuk mengeluh, atau mungkin putus asa tapi TIDAK!
Dengan kondisi tanpa kaki gerakannya menjadi sangat terbatas. Ditambah lagi dengan infeksi tulang yang tak kunjung sembuh.
“Anehnya” dia tidak mau mengeluh. Saya ingat betul dalam majalah HIDUP dia katakan, “Mengeluh hanyalah bentuk kegagalan kita menangkap rahmat Allah”. Ini kan luar biasa!
Dua tahun mengalami infeksi tulang sungguh telah menguji kesabaran Pak Agust. Dan dalam penderitaan itu ia sempat menulis novel “Perempuan itu Bermata Saga” dan tetap mengajar di sekolah. Energi apakah yang ia miliki?
Kita tentu berharap dia akan segera terlepas dari sakit tersebut. Dukungan kita sangat membantu membebaskannya dari infeksi tulang.
Untuk mengenal Pak Agust lebih dekat, silahkan baca
http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/07/surat-guru-penderita-infeksi-tulang-untuk-sby/
http://sosbud.kompasiana.com/2011/06/29/tetap-menulis-meski-disiksa-infeksi-tulang/
Salam hangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H