Ngebahas konten kreator dan konten digital tak melulu harus dengan suasana yang serius tapi bisan juga dibawa santai sambil seruput teh panas aneka rasa, cemilan kue yang menggoda rasa apalagi lagi ada makan siangnya yang sangat istimewa ala pak Lasmo.
Nah jumat kemarin (09/06),.saya bersama Tim ISBN (Edi, Ratna, Rina, dan Erwin) Â berkesempatan memenuhi undangan dari pak Lasmo untuk berkuliner ria sambil berliterasi. Silaturahmi dengan kemasan kuliner dan literasi ini sudah lama direncanakan kurang lebih sudah hampi 3 bulan yang lalu akan tetapi baru terwujud saat ini.
Jumat yang penuh keberkahan, Mas Lasmo selaku tuan rumah menerima dan menjamu kami dengan penuh kekeluargaan, kami disiapkan santapan makan siang, dan yang lebih istimewanya, juru masaknya langsung Mas Lasmo yang memasakannya dengan ramuan nya yang khas.
Sajian makan siangnya berupa sup kaldu, ayam goreng, sayuran, dan yang istimewa adalah sambal bawang merah, dan juga kaldu kering serundengnya.
Kaldu kering serundeng gurih tujuannya biar makan nasi seberapapun tetap nikmat, kaldu kuah sayur sawi ditambah barang merah dan diberi wortel kalua mau enak lagi kasih tulang-tulang ayam diminum kaldunya sebelum makan bisa menambah selera dan membangkitkan semangat untuk makan. Yang lebih istimewa adalah sambal bawang nerah Namanya sambal mbrang Lasmo.
Dunia kuliner adalah dunia kreasi, saat ini pak Lasmo sedang mengembangkan kuliner di Yogayakarta Namanya Moco Roso atau baca rasa, di kantor Yogya disiapkan kuliner literasi, karena dalam setahun terakhir banyak Kerjasama di Bantul dan Yogyakarta melakukan pelatihan-pelatihan. Disampaikan bahwa dalam mengembangkan perpustakaan saat ini bukan hanya bawa buku tetapi bawa program yang di dalmnya ada buku dengan konsep library everywhere semua dinding sekolah adalah perpustakaan, pembelajaran berbasis proyek jadi ada pelatihan membuat konten, pelatihan memasak yang sederhana, dan ada juga pelatihan membuat batik.Pada saat membuat batik direkam sehingga menjadi konten. Konten yang dihasilkan bisa menjadi koleksi perpustakaa Hasil batiknya dipajang dengan pigura dan diberi QR saat di scan akan muncul video siswa yang sedang membuat batik
Diakhir  obrolan tentang kuliner dan literasi tercetus kata-kata Kreativitas Tanpa Batas. Inovasi Tiada Henti. Literasi Jaya Kembali.
Ngobrol santai sambil  kulineran tak terasa menjadi ringan walaupun sesungguhnya bahasan ilmunya sangat mendalam apalagi tentang konten digital dan cara mengembangkan perpustakaan di era yang serba digital.