Marginalia, Pustaka Bergerak.
Majalah Tempo Edisi Minggu, 9 April 2023 dalam kolom Marginalia menurunkan tulisan dengan tajuk Pustaka Bergerak yang ditulis oleh Nirwan Ahmad Arsuka seorang pendiri Pustaka Bergerak Indonesia.
Dalam tulisannya Nirwan menyampaikan sekilas perjalanan Pustaka mulai dari buku tertua dalam sejarah Cina diberi judul Shujing yang artinya kitab dokumen. Â Berguna sebagai wahana penyimpanan dokumen, penyusunan hieroglif digulungan papyrus, Johannes Gutenber di abad ke-15, Michael R. Hart penemu e-book di abad ke-20 masih menganggap tugas utama buku adalah menyimpan informasi dan pengetahuan.
Terinspirasi dengan sejarah Pustaka terutama tentang fungsi buku sebagai penyimpan informasi dan pengetahuan, lahirlah suatu gagasan dari Nirwan untuk begerak alam bidang literasi untuk mencerdasakan anak bangsa melalui Jaringan Pustaka Bergerak (JPB).Â
Nirwan dengan  Pustaka Bergerak nya telah mendekatkan informasi dan pengetahuan ke tengah-tengah masyarakat bahkan sampai ke pelosok wilayah di seluruh Indonesia. JPB telah mambawa kebahagian bagi bocah-bocah untuk membaca paket-paket buku yang tiba di tengah-tenagah masyarakat. JPB hadi bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga bagi seluruh lapasian masyarakat untuk menambah pengetahuan
Pustaka bergerak ala Nirwan dengan pengiriman buku-bukunya melalui pengiriman buku gratis setiap tanggal 17 Agustus  telah menjadi festival warga dan ada yang menyebutjya sebagai lebaran Pustaka. Pustaka bergerak juga melibatkan para relawan yang terus menebar  iformasi dan pengetahuanke seluruh pelosok negeri
Nirwan  pada bagian akhir tulisannya juga menyampaikan gagasan besar tentang Pustaka bergerak yang sejatinya juga harus bergerak ke seluruh dunia dan melibatkan seluruh jaringan kantor pos di seluruh dunia , an menjadi ajang festival bulanan yang berkelas dunia menjadi festival global bulanan.
Di Indonesia pustaka bergerak diwujudkan oleh masyarakat dengan berbagai kegiatan seperti becak pustaka, motor Pustaka, kuda Pustaka, dan perahu Pustaka. Salam literasi, terus bergerak ke pelosok negeri dan juga berkeliling dubia menjadi festival yang mendunia yang pada akhir menjadi Gerakan literasi dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H