Merdeka Membaca, Menulis, dan Berliterasi : Opini yang Biasa Saja.
Minggu, 26 Februari
Berbicara tentang membaca, menulis apalagi berliterasi bagi saya sangatlah harus dengan kehati-hatian, betapa tidak saya sebagai seorang pustakawan yang selalu menggaungkan jargon membaca dan mengajak orang berliterasi tapi saya sendiri masih kurang membaca apalagi untuk menulis.
Belum lagi saya kadang tergoda  ikut-ikutan menarasikan rendahnya  budaya baca, kurangnya buku,  lalu cuap-cuap ke sana ke sini tentang literasi yang harus begini dan begitu,  sementara saya sendiri belum melakukan apa-apa untuk masyarakat kebanyakan.
Survei-survei membaca dan Literasi tingkat internasional  juga kadang digadang-gadang sebagai acuan program kegiatan membaca, menulis dan berliterasi yang hanya untuk gengsi-gengsian saja bagi saya biar terlihat cerdas dan berkelas.
Refleksi diri sangatlah diperlukan agar diri ini tidak terlena dan terbobokan dengan nyenyaknya bahkan sampai mendengkur, dan bermimpi indah bahwa semua orang sudah membaca dan menulis serta semua sudah sejahtera karena membaca.
Brukkkk, tetiba aku terjatuh dari singgasana embuknya kasurnya yang empuk dan nyamannn
Oh alahhh aku mimpi.di siang bolong ternyata....
Sakitnya terjatuh sebagai Refleksi untuk bangkit dari kenyataan yang ada. Lalu apa sih hubungannya dengan Merdeka Membaca di Perpustakaan...ya jawabannya ayolah kita terus bermimpi...
Aku yang fakir membaca dan menulis dan masih harus belajar...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI