Supriyanto Sang Jenderal Pustakawan - Bagian satu

Sungguh beruntung  saya bisa mendapatkan dan membaca buku"Rekam pengalaman dan catatan pendapat : autobiografi seorang pustakawan. Autobiografi merupakan biografi diri sendiri diriwayatkan oleh diri sendiri. Karya Autobiografi terdiri dari berbagai bentuk, dari tulisan yang dibuat selama hidup yang belum tentu dimaksudkan untuk dipublikasikan (termasuk surat, buku harian, jurnal, memoar, dan kenang-kenangan) hingga autobiografi  formal sepanjang buku (Britanika.com). 

Buku ini merupakan autobiografi dari  Bapak Supriyanto, lahir di Purworejo, 20 Juni 1953. Dilahirkan sebagai anak kedua dari keluarga besar delapan bersaudara dari orang tua ayah Wagiman Dwidjoatmodjo dan Ibu Sumini. Ayahnya bekerja di Balai Karya (Yasa) PNKA Yogyakarta. Kakeknya bernama Sukir Sastromihardjo adalah pensiunan Skater atau pegawai pengadaan

Kekuatan dari buku autobiografi ini adalah selaian jejak ingatan pengalaman beliau selama 62 tahun catatan autobiografi (1959-2021) ditambah dengan dokumentasi pribadi terutama dokumentasi kedinasan baik dalam bentuk surat maupun foto.  Beliau masih ingat ketika menginkuti pendaftaran murid baru sekolah rakyat tahun 1959 bukannya akte/surat kelahiran yang ditanya, tapi tangan dan kuping (telinga) yang diminta disodorkan.    

Nama Supriyanto sudah tidak asing  lagi di kalangan jagad kepustakawan baik di lingkungan Perpustakaan Nasional maupun di kalangan pustakawan di Indonesia.   Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Perpustakaan Daerah Jawa Tengah (1991-2001), Sekretaris Utama (2001-2006), Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan (2006-2011) dan pengabdian terakhirnya sebagai Pustakawanan Ahli Utama (2011-2018) atau mengutip dari Blasius Sudarsono dengan sebutan "Jenderal Pustakawan" atau Pembina Utama pada golongan IV E, tertinggi dalam kepegawaian pemerintah. Beliau saat ini juga berkiprah di Pengurus Pusat Ikatan Pustakawan Indonesia (2018- ) sebagai Dewan Pembina.

sulistyo-623fd4f2274a7a7edf1f0782.jpeg

Dalam suatu percakapan dengan Profesor Sulistyo Basuki pada hari jumat, 25 Maret 2022 di Ruang Pengolahan Perpustakaan Nasional, Prof. Sulistyo sangat mengapresiasi terbitnya buku tersebut dan beliau juga menyampaikan bahwa Supriyanto merupakan sosok pustakawan yang memiliki pengalaman dan malang melintang dalam mengembangan perpustakaan dan kepustakawanan di Indonesia.  

Supriyanto mengatakan "Seperti air mengalir dimana saja bermuara saya jalani kehidupan mengurus perpustakaan, keperpustakaan, pustakawan, dan kepustakawanan dengan enak". " Hidup itu memang tak seindah kita inginkan tetapi juga tidak separah yang kita takutkan"

Sayapun sebagai pustakawan di Perpustakaan Nasional yang mengenal sosok beliau baik secara kedinasan maupun dalam organisasi Pengurus Pusat Ikatan Pustakawan Indonesia mengagumi sosok beliau, dan kenangan yang tidak terlupakan adalah ketika bersama beliau satu kamar ketika mengikuti  Kongres IFLA tahun 2013 di Singapura, beliau banyak memberikan ilmu, bimbingan, masukkan dan nasehat kepada yuniornya. Dan Saya sangat  mengapresiasi atas terbitnya buku beliau. Berikut percakapan saya dengan Bapak Supriyanto sebelum saya menuliskan catatan di Kompasiana.

Suharyanto : Assalamualaikum Bapak. Selamat pak telah menerbitkan buku autobiografi, sangat menginspirasi. Saya dan Prof. Sulis sedang bincang-bincang terkait buku Bapak. Salam sehat selalu

Supriyanto : Wa'alaikumssalam w.w. makasih Mas Haryanto apresiasi dan atensinya atas Biografi karya Pangsiunan. Salam apresiasi untuk Prof. Sulistio, salam sehat dan sukses.

Suharyanto : Alhamdulillah ada saya juga di foto dibuku bapak