Inisiasi dari "Forum Bumi yang diselenggarakan Yayasan KEHATI dan National Geographic Indonesia" mengasah kepekaan kita terhadap kondisi ketahanan pangan di Indonesia. Bagaimana tidak? Tantangan global dalam system pangan Indonesia menjadi salah satu pekerjaan penting bagi bangs akita. Siap tidak siap, kita harus menyesuaikan diri dengan penggunaan teknologi AI di bidang pertanian untuk memastikan aktivitas produksi, pemrosesan, distribusi, konsumsi, dan pembuangan produk pangan di Indonesia.
Tahukah kita bahwa produksi pertanian dunia bertumbuh hingga 54% dengan produksi hingga 9,5 miliar ton pada tahun 2021. Menurut Romouli, hasil produksi dari sektor pertanian itu disalurkan sebagai makanan, bahan pakan ternak, dan bahan di bidang industri.[1] Memang bisa dikatakan relatif tinggi. Produksi pertanian tentu masih jauh dari kata "cukup" untuk menyelesaikan kebutuhan pangan 9,6 miliar penduduk dunia hingga 2050 nanti. Menurut Tillman Produksi pangan akan terus meningkat bahkan 100%.[2] Banyak masalah yang timbul dari turunnya produksi pangan di dunia karena efek perubahan iklim. Selain itu materi yang disampaikan oleh Irfan Martino yang tertuang dalam Ketahanan Pangan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.[3] Hasil Survei Sitasi BPS Tahun 2021 menunjukkan bahwa sekitar 89,54% lahan pertanian Indonesia berada pada status un-sustainable. Hal ini terutama disebabkan rendahnya produktivitas lahan, resiko akibat input kimia, dan isu konflik status kepemilikan lahan.
Â
Permasalahan global di bidang ketahanan pangan juga mempengaruhi keberlangsungan ketahanan pangan Indonesia. Badan Pangan Nasional pada tahun 2018-2020 merilis info bahwa Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan pangan domestik. Berbagai jenis makanan utama di Indonesia masih sangat mengandalkan impor. Impor tersebut seperti misalnya kedelai sebanyak 80-90% impor, gula pasir dengan kisaran 65-70% impor, bawang putih juga mencapai angka 90-95% Sebagian besar impor dan daging sapi sekitar 25-30% juga mengandalkan impor. Bagaimana jadinya bangsa kita yang mengandalkan impor, jika produksi dunia mengalami gangguan, tentu system pangan negara kita juga akan ikut terganggu.
Â
Risiko ketahanan pangan global mencuat karena rendahnya diversifikasi pangan dunia. Produk utama pertanian dunia seperti padi, sereal, gula dan minyak nabati. Di bidang padi-padian sebanyak 90% produksinya ialah jagung, beras dan gandum. Dari data ini kita dapat mengetahui bahwa sangat ketergantungan dunia terhadap komoditas tertentu.
Â
Jika melihat negara kita sendiri, permaslahan malnutrisi masih terus menghantui.  Setidaknya masih ada sekitar 23 Juta Orang Indonesia  yang tidak mampu mencukupi asupan gizi seimbang setiap harinya. Menurut Agustina,berbagai masalah yang timbul seperti stunting, obesitas, dan penyakit yang diawali dari pola makan.[4] Dari rentetan masalah ketahanan yang mengancam negara kita, kita perlu membuka diri dengan kecanggihan AI. Optimalisasi  AI (Artificial Intelligence) dalam Penggunaan Drone dan Sensor di Bidang Pertanian dapat menjadi Solusi nyata.Â
Â
Â
Optimalisasi  AI (Artificial Intelligence) dalam Penggunaan Drone dan Sensor di Bidang Pertanian dalam Pembangunan Sistem Pangan Indonesia 2030 Lebih Baik
Â
Kita perlu mempersiapkan diri untuk membangun system pangan Indonesia di 2030 sedari sekarang dengan optimalisasi AI dalam penggunaan drone dan sensor di bidang pertanian. Kita tahu bahwa pertanian merupakan industri yang yang bergantung pada cuaca, tanah, serta lingkungan. Teknologi AI dalam penggunaan  drone dan sensor diperlukan dalam menjelaskan persoalan pertanian secara detail.
kegunaan  drone ialah sebagai pemindaian atau melakukan (scanning) wilayah dengan cepat, juga sensor yang berkualitas tinggi untuk pemanfaat berbagai aplikasi. Apalikasi tersebut tentunya yang berhubungan dengan pemetaan tanaman, uji tanah, survey area lingkungan, pemantauan terhadap peternakan, dan melakukan pengawasan infrastruktur yang berkaitan dalam kinerja pertanian sehari-hari.
Â
Pusat Riset Tanaman Pangan (PRTP) Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga sudah akrab dengan penggunaan AI dan mengadakan seminar bertajuk "Teknologi AI dalam Pengembangan Drone dan Sensor serta Aplikasinya di Bidang Pertanian".[5] Penggabungan drone dan sensor diharapkan dapat menjadi solusi inovatif dalam mengatasi tantangan pangan.Â
Â
Teknologi AI memiliki keunggulan di bidang sensor dan juga scanning dengan hasil yang berkualitas untuk dapat melakukan kinerja pertanian dengan cepat, akurat, dan tentunya real time. AI juga dapat melakukan identifikasi tanaman sehingga mendukung produktivitas. Sehingga harapan produktivitas tanaman pangan dapat ditingkatkan. Ada segudang manafaat jika pertanian kita fokus dengan menggunakan teknologi AI untuk melakukan monitoring lahan pertanian, mengidentifikasi kesuburan tanah, pertumbuhan berbagai spesies tanaman. Dari teknologi AI ini lah para petani dapat membuat Keputusan dan mengambil Tindakan dalam membudidayakan sektor pertanian dengan harapan terjadi produktivitas. AI merupakan replikasi dari kecerdasan manusia yang dituangkan dalam system computer. Sedangkan sensor automasi juga dilekatkan pada drone sebagai kamera untuk menghasilkan informasi. Hal ini yang nantinya akan membantu para petani dalam pengambilan Keputusan soal budidaya.
Â
Penggunaan AI dengan menggunakan teknologi drone dan sensor memang membutuhkan biaya yang sangat mahal. Dalam penerapannya memang perlu pemanfaatan berbagai steakholder. Terlebih kita juga sudah melewati masa industri 4.o untuk melakukan monitoring tanaman, deteksi serangan OTP (Organisme Pengganggu Tanaman) dan melakukan pengecekan adakah kontaminasi galur. Teknologi ini juga dapat memprediksi hasil panen dengan genotip paling unggul dan memililiki seleksi ketat pada varietas tertentu.
Â
Â
Deposisi Permenungan Ketahanan Pangan Indonesia: Kita Perlu Effort Lebih dengan Pemanfaatan AI
Â
Kita semua yang memiliki wewenang dalam ketahanan pangan di Indonesia, terlebih juga pelaku pertanian di lapangan perlu melakukan effort lebih untuk mencapai ketahanan pangan dengan teknologi AI. Setidaknya kita tahu bahwa manfaat penting dari AI dengan penggunaan drone dan scanning ialah sebagai berikut:
Â
- Monitoring Kebun
- Â
- Kita dapat menggunakan teknologi ini untuk melakukan pemetaan kondisi kebun secara komprehensif dengan tampilan 3 dimensi.[6] Kemudian data yang didapatkan dapat menjadi dasar analisis lahan. Apakah lahan tersebut layak digunakan untuk menanam bibit A, B, atau C misalnya.
- Â
- Membantu Penanaman
- Â
- Penggunaan drone dapat digunakan untuk penanaman bibit. Proses akan lebih cepat karena drone memiliki kemampuan untuk menembakkan bibit ke dalam tanah dan melakukan pemupukan. Tentunya akan lebih efisien dan hemat dan bisa mengurangi biaya proses penanaman manual hingga 85%.
- Â
- Penyemprotan Tanaman
- Â
- Pemanfaat teknologi drone dapat membantu kita dalam melakukan penyemprotan tanaman secara lebih efektif dan lebih maksimal. Kita bisa menggunakan drone yang dapat mengeluarkan suara ultrasonic untuk mengenali struktur tanah dan lahan. Penyemprotan dapat dilakukan secara cepat tanpa adanya tabrakan. Drone juga dapat melakukan pindaian pada permukaan tanah untuk menentukan jumlah dari cairan yang disemprotkan.
- Â
- Memonitor Kesehatan Tanaman
- Â
- Drone dapat digunakan sebagai pengamatan terhadap kondisi tanaman. Kalau dilakukan secara manual tentu akan memerlukan waktu yang lebih lama karena lahannya luas. Tapi penggunaan drone dapat mempercepat kinerja tersebut. Monitoring Kesehatan tanaman akan lebih efektif dengan penggunaan drone. Terlebih drone memiliki dua kamera yang dapat melihat jamur dan juga berbaagai jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri dalam tanaman sehingga kitab isa lebih cepat mengambil Langkah dan solusinya.
- Â
- Melakukan Sensor Pada Irigasi
- Â
- Penggunaan drone dapat membantu kita dalam melakukan sensor multispectral, thermal, maupun hyperspectral. Kualitas tanah akan cepat diteliti sehingga dapat melihat apakah lahan tersebut kering dan membutuhan peningkatan air atau tidak. Pengairan lahan akan lebih cepat tentunya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H