Mohon tunggu...
M AliRahman
M AliRahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN IB

lahir di kota payakumbuh pada tanggal 08 april 2000, sekarang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembelajaran Daring Mahasiswa yang Kurang Efektif

17 Juni 2021   22:29 Diperbarui: 17 Juni 2021   22:34 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir 2 tahun pandemi covid-19 melanda dunia bahkan ini dirasakan sampai ke negara Indonesia sehingga pemerintah memutuskan untuk menggantikan pembelajaran tatap muka  dengan sistem online atau daring. Tentu saja, kebijakan ini mendapatkan pro dan kontra terhadap masyarakat Indonesia terutama bagi para pelajar yang memiliki keterbatasan fasilitas untuk mengikuti pembelajaran daring ini.

Virus covid-19 membuat perguruan tinggi pun memutuskan untuk menutup kampus dengan alasan untuk memutuskan rantai penyebaran covid-19. Hal ini sangat mempengaruhi berbagai problema, bukan hanya dirasakan oleh para Mahasiswa tetapi pedang sampai menurunnya pendapatan kamar kos yang banyak di  tinggalkan oleh para Mahasiswa.

Tentunya kuliah daring memiliki kelebihan dan kekurangan, tidak hanya selancar itu saja kuliah daring ini tetapi memiliki permasalahan juga. Contohnya seperti mahasiswa yang harus melek media atau teknologi. Mau tidak mau mahasiswa memang dituntut untuk melek terhadap teknologi sehingga mahasiswa yang kurang mampu atau tidak meiliki fasilitas yang lengkap seperti adanya gadget, leptop, komputer dan tentunya jaringan yang bagus untuk memudahkan mengakses proses pembelajaran tersebut.

Pembelajaran daring juga menuntut kecepatan akses. sehingga mahasiswa yang tinggal di daerah desa mengharuskan untuk berjuang mencari jaringan, dengan cara seperti mereka harus ke dataran yang lebih tinggi, memanjat pohon bahkan membawa ganti baju dengan alasan jika hujan mereka dapat mengganti bajunya.

Bukan hanya fasilitas saja ataupun permasalah jaringan, mahasiswa pun harus siap membeli kuota internet sendiri untuk mengikuti perkuliahan tersebut. Sebagian kampus menyediakan kuota gratis tetapi, kuota itu diterima mahasiswa hanya satu kali bahkan ada mahasiswa yang tidak pernah dapat sama sekali.

Banyak mahasiswa yang memutuskan tetap tinggal di kota dekat dengan kampusnya atau menyewa kamar yang memfasilitaskan internet gratis atau disebut dengan wifi, tetapi masalah ini tentu saja membuat banyak gangguan atau penurunan terhadap pembelajaran daring. Godaan yang sering  muncul terhadap diri sendiri ataupun terhadap teman satu kamar yang membuat pembelajaran tidak efektif.

Sistem pembelajaran daring ini juga membuat mahasiswa secara mandiri harus lebih aktif terhadap informasi. Karena Dosen akan memberikan tugas melalui platfrom mata kuliah mereka. Jika mahasiswa  yang tetap tinggal di desa  akan merasakan sulitnya mengikuti pembelajaran dari ini. sehingga banyak mahasiswa yang memutuskan untuk tidak lanjut kuliah mereka lebih memilih bekerja membantu keluarga dari pada harus membeli gadget yang lebih mahal atau membeli leptop. Sehingga mereka memutuskan untuk bekerja.

Kejenuhan yang datang bukan hanya pada mahasiswa yang kurang mampu bahkan seluruh mahasiwa atau dapat dikatakan 95% mahasiswa mengeluh lantaran sistem pembelajaran ini, dengan berbagai alasan seperti banyak tugas deadline atau tugas yang mengharuskan membuat video dan lain-lain.

Sebenarnya pembelajaran daring ini juga memiliki manfaat yang dapat dirasakan seperti pembelajaran daring ini menjadi  jalur alternatif bagi mahasiswa agar dapat tetap mengikuti kuliah yang tidak mengharuskan datang ke kelas. 

Dan manfaat lainya bagi mahasiswa yang biasanya tidak aktif untuk berbicara di kelas mereka dapat lebih leluasa untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan melalui tulisan. Metode pembelajaran ini juga bermanfaat bagi Dosen untuk meningkatkan keaktifan kerja dalam teknologi atau media sehingga bukan hanya mahasiswa saja yang harus melek terhadap teknologi dosen pun dituntut untuk melek teknologi juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun