Hari itu langit di atas Kota Yogyakarta masih cerah dengan hiasan awan putih beriringan menjauh ke arah barat. Langkah kakiku mulai tergesah-gesah karena waktu tidak akan menungguku, setiap detik jarum jam dinding bergerak semakin menambah kecepatanku berkemas. Hampir tertinggal kunci motor dengan gantungan tali berwarna biru di laci kamar. Gerungan mesin roda dua berbunyi mirip alat pemotong rumput di halaman kala SMP dulu. Ini awal ceritaku saat benar-benar tidak sabar untuk mencicipi makanan yang sudah dinikmati dari turis 70 negara di dunia. Aku merasa iri kenapa aku baru akan mencobanya?
Perjalanan dari pusat kota atau kawasan Malioboro menuju kedai Sate Ratu Yogyakarta serkitar 15 menit. Terletak di Jogja Paradise Food Court, Jalan Magelang Km 6 Depan The Sahid Rich Hotel Yogyakarta. Parkir kendaraan untuk roda dua maupun empat tersedia di sini dan gratis. Melepas sarung tangan sambil berjalanan memasuki Jogja Paradise Food Court memberi kesan santai dan seru saat bersama teman-teman untuk menikmati santap siang maupun malam di sini. Berjalanan lurus dari gerbang Jogja Paradise Food Court sampai unjung aku sudah melihat kedai Sate Merah dari jarak pandang 25 meter. Ada kursi dan meja di depan kedai Sate Ratu Yogyakarta sejenak aku duduk diantara puluhan bangu.Â
Berharap aku menemukan teman baru di sini, kedai Sate Ratu Yogyakarta. Dekorasi saat memasukinya akan langsung didapati tanda tangan dari para pengunjung dengan 70 negara berbeda yang menuliskan sejarah dan cerita di Sate Ratu Yogyakarta. Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa kedai ini bisa terkenal hingga 70 pelanggan dari negara berbeda di dunia sampai di Sate Ratu Yogyakarta?
Sate Merah memiliki rasa yang berbeda, berbeda bukan dalam konotasi negatif tetapi sangat nikmat. Saat disajikan dalam keadaan hangat serta ditemani nasih putih akan mengoyang lidah. Bumbu Sate Merah dari Sate Ratu Yogyakarta bukan bumbu kacang maupun kecap sehingga cita rasa yang belum pernah aku coba selama makan sate di Yogyakarta. Sedangkan Lilit Basah yang merupakan transformasi dari Sate Lilit menjadi terbaik setelah Sate Merah. Kuah yang membahasi lilit bukan sengaja ditambahkan dari proses memasak tetapi perolehan dari uap air yang memiliki rasa khas dari bumbu lilit. Aku tidak bisa mengatakan menu dari Sate Ratu Yogyakarta "enak, nikmat, cita rasa berbeda", tetapi silakan di coba sendiri dan rasakan sehingga definisinya menjadi lebih dari kata enak, nikmat, dan cita rasa berbeda. Kalau kata orang Indonesia kekinia "Sate Merah dari Sate Ratu Yogyakarta itu Mantul! Mantap Betul...".
Berikut ini ada video vlog bersama pemilik kedai Sate Ratu yaitu Bapak Saputro. Ayo nonton!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H