Mohon tunggu...
Malindo J
Malindo J Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka menulis hasil amatan rindu. Terutama rindu rakyat yang gagal dipahami orang-orang penting.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ly

2 Juni 2022   00:00 Diperbarui: 2 Juni 2022   00:06 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

hanyalah peluh. luruh satu-satu 

lalu tumbuh jadi puisi yang tersusun 

bersama nada-nada batukmu 

pelukan pertama sekaligus terakhir 

kecupan dua detik yang abadi 

-----tak perlu lagi merisaukan hati 

karena bibir mulai mahir mengecoh rindu 

kita sepakat menjaga nama baik cinta 

-----tak seharusnya kikis warna perpisahan 

oleh air matamu, Ly 

Mekko, Desember 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun