Joko Pinurbo terkenal dengan puisinya yang sederhana, humor, dan ironis sekaligus. Ia banyak memberi judul puisinya dengan hal-hal sederhana seperti celana, toilet, kamar mandi, dsb. Selain judul, bahasa yang digunakan penyair ini pun tergolong sederhana dan mudah dipahami.
Namun, menemukan makna puisi seksualitas karya Joko Pinurbo, tidak cukup dengan hanya sekali baca. Puisi-puisi beliau banyak mengandung kiasan-kiasan khas  tak terduga. Kekhasan kiasan itulah yang membuat Joko Pinurbo tampak lain dari penyair-penyair lainnya.
Adapun puisi yang akan dibahas dalam tulisan kali ini ialah puisi yang berjudul "Anak Pencuri". Â Salah satu puisi dalam antologi "Buku Latihan Tidur" (kumpulan puisi Joko Pinurbo).
Anak Pencuri
Pada hari ulang tahunnya saya bertandang
ke rumahnya dan hanya ditemui oleh anaknya.
"Selamat malam. Saya mencari bapakmu."
"Maaf, ayah sedang sibuk mencuri."
Ia suguhkan secangkir kopi. Harum kopinya
mengandung bau keringat bapaknya.
"Apakah ini kopi curian bapakmu?"
"Justru kopi yang sudah mencuri jam tidur ayah."
Lama saya tunggu, bapaknya tak kunjung datang.
"Jam berapa bapakmu pulang mencuri?"
"Jadwal mencuri ayah tidak pasti.
Kalau sedang mencuri, ayah sulit dicari."
Jangan-jangan ia sedang mencuri kesedihan kita
dan menyerahkannya kepada kata-kata.
"Baiklah, saya pamit. Salam buat bapakmu.
Semoga ia tidak hilang dicuri hujan."
Dalam perjalanan menuju pulang saya dengar
suara anak pencuri itu dalam derai hujan