Mohon tunggu...
Muhammad Malindo
Muhammad Malindo Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Kata

Suka kopi, kata, musik, rindu, dan puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

13 Variasi Kentut

11 April 2023   16:11 Diperbarui: 11 April 2023   16:16 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Di dusun kita, ada yang kurang beres"
Kata seorang lelaki setengah tua
yang sedang kuincar-incar anak gadisnya

"Rencana orang-orang penting bikin
kita sinting. Janji melipat jarak antara rumah
dan mata air. Semburan kata-katanya
mengguyur mata kita sampai kuyup. Sebab,
yang tergulung toh cuma batang leher
para perawan pulang dari sumur jauh. Berjalan
menyisakan tapak tapak sejarah berkarat
di tanah garam.

Maka di hadapan lampu surya yang meredup
kita padami penantian ini. Jawab bicara mereka
dengan tiga belas variasi kentut paling dahsyat.
Supaya mereka juga tahu, kita punya pantat suci
tanpa air bersih yang cuma ilusi!"

Lelaki setengah tua yang mabuk akan janji-janji
tumbang dalam celotehnya sendiri.

Malam merentangkan sayap. Dingin merayap
di atap-atap rumah. Sementara pikap penjual
air minum yang ditunggu-tunggu tak kunjung
tiba.

Berjam-jam aku bertamu, tak secangkir pun
kopi disuguhkan. Gadis incaran malu, sembunyi
ke kamar. Aku pamit pulang ke rumah.
Benar-benar ada yang kurang beres
di dusun kami.

Mekko 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun