Mohon tunggu...
Muhammad Malindo
Muhammad Malindo Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Kata

Suka kopi, kata, musik, rindu, dan puisi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

2 Seni Tari Suku Bajo di Flores Timur (Nusa Tenggara Timur)

8 April 2023   21:44 Diperbarui: 8 April 2023   22:03 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.facebook.com/groups/1613541695630993/permalink/2709765229341962/?app=fbl

Seni tari boleh disebut seni tari bila dipertahankan turun-temurun oleh suku, ras, atau bangsa tertentu. Seperti halnya dua buah seni tari yang masih dipakai Orang Bajo di Flores Timur. Suku Bajo yang berabad tinggal di Flores Timur ini pun mengaku berasal dari Sulawesi.

Penjelasan mengenai kedatangan Orang Bajo dari Sulawesi ke Flores Timur sangatlah panjang. Tulisan ini sekedar memperkenalkan tarian yang biasa dimainkan Orang Bajo khususnya di Flores Timur.

Adapun nama seni tari yang akan dibahas dalam tulisan ini ialah Kuntau dan Panca. Dua buah tarian yang seringkali dimainkan Orang Bajo dalam hajatan atau acara tertentu. Yuk,  kita langsung saja mulai dari Kuntau terlebih dahulu!

Jadi, Kuntau adalah salah satu seni tari bela diri yang dimainkan oleh dua orang pemain. Yang mana, dua pemain ini akan saling menyerang satu sama lain. Biasanya dimainkan oleh kaum pria yang tentunya memiliki kebolehan memainkan tarian tersebut.

Nah, Panca juga dimainkan oleh dua pemain. Namun, ada beberapa hal yang membedakan kedua jenis tarian tersebut. Jika dalam Kuntau pemain saling serang-menyerang dengan tangan kosong, maka pada Panca masing-masing menggunakan pedang.

Gendang dan saroni (sebutan bahasa Bajo untuk serunai) adalah alat musik dalam dua tarian ini.  Gendang terbuat dari kulit hewan berkaki empat. Sedangkan serunai yang dipakai terbuat dari bambu dan janur atau daun lontar.

Mengenai pakaian yang dikenakan pemain seni tari Kuntau dan Panca tidaklah monoton, kecuali wajib  berkopiah.  Bisa menggunakan sarung atau celana panjang, baju kemeja atau kaos biasa. Ciri khas dari kedua tarian tersebut adalah gengsinya.

Seorang pemain harus berusaha mempertahankan kopiah di kepalanya betapapun bahaya tinju atau mata pedang mengincar kulit. Kopiah yang jatuh dari kepala seorang pemain menjadi tanda kekalahan bagi dirinya. Dalam tarian tersebut, kopiah adalah titik tertinggi harga diri.

"Bengkok pedah dadi dipalantas, apo bakas dadi disamboh palembak, laggak songko nanggoh iya sampemasampene: bengkok pedang dapat diluruskan, patah tulang bisa disambung kembali, jatuh kopiah menanggung malu seumur hidup."  Begitulah kata pandegar (pendekar atau orang yang mahir dalam permainan senin tari  Panca dan Kuntau).

Mekko 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun