[caption caption="google image"][/caption]
Tulisan ini saya buat untuk teman-teman yang saat ini sedang berjuang untuk sukses mendapatkan skor International English Language Testing System (IELTS) yang diharapkan. Beberapa teman sempat bertanya-tanya bagaimana bentuk soal tes IELTS, apa beda IELTS dengan TOEFL, dan bagaimana mendapat IELTS minimal 6.5.
Pada dasarnya, IELTS merupakan tes untuk mengetahui kemampuan bahasa Inggris individu yang dikelompokkan ke dalam empat keahlian penting seperti kemampuan mendengar, membaca, menulis, dan berbicara. IELTS sendiri terbagi atas dua macam, pertama IELTS General Training yang digunakan untuk mereka yang ingin bekerja atau bermigrasi ke negara penutur bahasa Inggris. Sementara yang digunakan untuk belajar di luar negeri adalah IELTS Academic. Perbedaan dari kedua tes ini terletak pada soal membaca dan menulis, di mana artikel dan pertanyaan untuk IELTS Academic mengadopsi situasi akademis seperti materi perkuliahan, hasil penelitian, dan tutorial dosen.
IELTS dan TOEFl adalah tes kemampuan bahasa. Perbedaan antara keduanya sesungguhnya tidak begitu signifikan. Khusus untuk TOEFL IBT, kita hanya butuh memahami bagaimana struktur soal yang biasa diujikan. IELTS sendiri memiliki struktur soal yang bagi saya sangat tricky.
Listening. Terdiri atas empat bagian, masing-masing 10 soal. Bagian pertama merupakan basic English atau English for Survival. Kebanyakan soal-soal yang keluar terkait pembicaraan dua orang di telepon dalam memesan hotel, bertanya kepada operator, membeli barang, dan aktivitas harian lainnya. Bagian kedua umumnya pengembangan cerita dari bagian pertama. Terkait hal-hal lebih detail. Bagian ketiga biasanya terdiri atas 2-3 orang yang bercerita tentang materi perkuliahan atau hal lain yang lebih teknis. Sementara bagian keempat diisi oleh monolog satu orang menjelaskan materi perkuliahan, pengetahuan umum, sejarah, maupun berita. Kunci sukses untuk meningkatkan skor listening adalah dengan membaca perintah soal. Test taker yang terlalu gugup, kadang tak memperhatikan petunjuk soal.
Jika dalam soal diminta untuk mengisi jawaban dengan tidak lebih dari tiga kata, maka jangan tulis empat kata atau lebih. Perintah “no more than three words,” juga tak selalu bermakna kemungkinan tiga kata, kadang jawaban soal hanya memerlukan satu atau dua kata. Pastikan saja bahwa kita tidak mengabaikan perintah untuk menjawab tak lebih dari tiga kata. Tes IELTS juga mengharuskan kita untuk cermat karena kesalahan kecil tetap kesalahan. Ketika format soal meminta jawaban plural, maka tulis jawaban dalam format plural. Kesalahan menulis akan menghilangkan kesempatan untuk mendapatkan skor maksimal. Tulisan tangan juga harus jelas. Jika tidak memiliki tulisan tangan yang mudah dibaca, test taker dipersilakan menulis seluruh jawaban dalam huruf kapital.
Reading. Soal tes ini terdiri atas tiga artikel dengan topik yang beragam, umumnya pengetahuan umum, sains, maupun ensiklopedia. Kesulitan soal mulai dari mudah, sedang, dan sulit. Waktu untuk membaca dan menjawab soal sangat terbatas, 60 menit. Berbeda dengan listening, di mana peserta tes diberikan waktu 10 menit di akhir untuk memindahkan jawaban dari kertas soal, maka untuk reading, tidak ada tambahan waktu untuk memindahkan soal. Pastikan tiap menjawab soal, langsung dituliskan pada lembar jawaban. Scanning artikel lalu baca soal dan temukan jawaban dengan cepat. Bagi waktu untuk tiap artikel maksimal 20 menit. Ketika menghadapi tes Reading, saya mengefisienkan waktu untuk artikel pertama menjadi 12 menit dan artikel kedua menjadi 18 menit, sehingga saya memiliki waktu 30 menit untuk mengerjakan artikel ketiga yang tingkat kesulitannya paling tinggi.
Writing. Tes ini terdiri atas dua bagian, pertama menulis akademis sebanyak 150 kata. Saya sebut akademis karena kebanyakan soal yang keluar terkait diagram, tabel, dan data statistik tertentu. Peserta ujian diharapkan dapat menggambarkan isi dari soal yang diberikan secara menyeluruh. Selalu gunakan kalimat pembuka yang kata-katanya telah diganti, minimal gunakan kata persamaan lainnya. Misal dalam teks soal disebutkan Men and Women who works in Jakarta have increased within ten years, peserta sangat dianjurkan menulis kalimat lain yang serupa seperti The bar charts presented the increasing of employees who work in Jakarta in a decade. Total waktu untuk menulis dua artikel adalah 60 menit. Peserta sangat disarankan untuk mengalokasikan 20 menit untuk Task 1 dan 40 menit untuk Task 2, mengingat ada 250 kata yang harus ditulis. Task 2 berisi masalah tertentu yang mengharuskan kita memilih setuju atau tidak setuju.
Kadang menjawab pertanyaan tentang hal-hal umum, seperti pandangan masyarakat tentang wisata domestik dibandingkan dengan mancanegara. Kebanyakan peserta tes mengerjakan Task 1 terlebih dahulu, sesungguhnya untuk menghemat waktu hingga sepuluh menit, peserta disarankan mengerjakan Task 2 yang jumlah katanya lebih banyak. Tes Writing menilai kita baik penggunaan EYD, struktur esai, kecakapan dalam merespon pertanyaan, maupun kekayaan vocabulary yang dimiliki, pastikan perkaya vocabulary sehingga tidak menulis kata yang sama dalam beberapa paragraf.
Speaking. Tes ini untuk menguji kemampuan kita berbicara dalam bahasa Inggris. Terdapat tiga bagian dalam tes ini, bagian pertama atau lazim disebut part 1 membahas hal-hal umum terkait peserta tes. Misalkan nama, pekerjaan, alasan ambil IELTS, maupun tempat tinggal. Bagian kedua tes ini terdiri dari satu pertanyaan tentang kehidupan sehari-hari, umumnya terkait budaya barat, misal kebiasaan memberi hadiah, pengalaman tersesat di jalan, film favorit, artis idola dan lainnya. Peserta akan diberikan waktu dua menit untuk berbicara. Pastikan berbicara terstruktur mulai dari pembukaan, isi, dan penutup. Bicara sebanyak mungkin yang kita bisa, dan jangan khawatir ketika examiner menghentikan pembicaraan kita. Hal ini terkait waktu tes yang sangat diatur untuk tepat waktu. Bagian ketiga merupakan pertanyaan yang dikembangkan dari part 2. Usahakan beri alasan dari setiap jawaban yang diberikan karena tes speaking fungsinya menilai respon, kecakapan menggunakan bahasa Inggris, penggunaan kata yang bervariasi, dan ketepatan penggunaan EYD.
Kunci terpenting untuk sukses menghadapi tes IELTS adalah latihan. Perbanyak latihan hingga kita hafal dengan materi yang kita pelajari. Untuk kursus atau belajar otodidak sesungguhnya terserah pada diri kita masing-masing. Sebagian orang lebih suka belajar di kursus IELTS tertentu agar bisa belajar lebih teratur, sementara sebagian lain lebih memilih belajar sendiri karena alasan tertentu. Apa pun cara yang kita pilih, pastikan hal itu mampu mendorong kita untuk memperbanyak latihan karena segala kesuksesan bermula dari persiapan dan perencanaan yang baik, sukses untuk kita semua!