Warisan Toba menjadi tema yang diangkat dalam penyelenggaran salah satu konferensi internasional, diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF) guna mendukung Kabupaten Toba Samosir dan sekitarnya agar dapat mengembangkan potensi wisata ke kancah internasional.
Konferensi internasional yang diselenggarakan di TB Silalahi Center Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara telah berlangsung pada Rabu, 13 Oktober 2021 Pukul 10.00-15.00 WIB.
Bertajuk “International Conference Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity,” kegiatan ini dilakukan secara langsung di lokasi dan dalam jaringan (daring) melalui media zoom.
Hadir dalam konferensi ini baik secara luar jaringan (luring) dan daring adalah Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Diwakilkan), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Hadir pula Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan, Anggota Komisi X DPR RI Prof Djohar Arifin Husin, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (Diwakilkan), dan Direktur UNESCO Jakarta Mohamed Djelid.Jajaran narasumber diisi berbagai kalangan yang ahli di bidang masing-masing dan dibagi ke dalam dua sesi, bagian pertama membahas “Kaldera Toba: Menyambung Peradaban Zaman,” lalu dilanjutkan dengan “Kolaborasi Budaya, Masyarakat, dan Pariwisata Toba”.
Bicara soal Kaldera Toba, hadir dalam sesi ini Senior Programme Specialist for Water and Environmental Sciences Unesco Jakarta Hans Thustrup, Ahli Geologi Badan Geologi Bandung Indyo Pratomo, Ahli Ekowisata IPB Prof Harini Muntasib, dan Aktivis Lingkungan Annette Horschmann.
Hans dari Unesco Jakarta dalam pemaparannya menyampaikan potensi dari Kaldera Toba yang merupakan satu dari enam UNESCO Global Geoparks di Indonesia yang terdiri atas Gunung Batur, Gunung Sewu, Ciletuh Pelabuhan Ratu, Rinjani Lombok, Kaldera Toba, dan Belitung.
Geopark memiliki daya tarik wisata tersendiri, wisatawan tak hanya menikmati pemandangan, namun juga edukasi dan budaya yang didapatkan dalam satu destinasi.
Hans turut menyampaikan empat hal esensial yang dapat dilakukan untuk mengambangkan wisata berbasis Geopark di Kaldera Toba seperti warisan geografis yang bernilai internasional.
Selain itu, pengembangan Kaldera Toba harus diikuti dengan rencana pengelolaan yang menyediakan kebutuhan sosial dan ekonomi, termasuk melindungi lanskap dan melestarikan identitas budaya.
Berbagai pihak perlu mempromosikan pembangunan ekonomi lokal yang berkelanjutan terutama melalui ekowisata. Hal lain yang tak kalah penting menurut Hans adalah menjalin kerjasama dengan masyarakat lokal serta jaringan Geopark Global.