Mohon tunggu...
Malinda Cheah
Malinda Cheah Mohon Tunggu... lainnya -

Ada sesuatu yang sukar untuk di ungkapkan sejujurnya dalam dunia ini mengapa dan kenapa aku harus tinggal di negeri orang yang mana taklah serupa dengan apa yang di pandang oleh dunia yang sebenarnya mengenahi apa yang ada pada diriku .... boleh dikata Manis di luarnya akan tetapi Pahit di dalamnya... seperti dendangan sebuah lagu "MADU" manis padamu , pahitnya sungguh bagi diriku Suka atau pun tidak Aku harus memendan rasa, Ingin sekali aku pergi bawa diri , Tapi kemana arah Rasanya sudah tak kuasa lagi, Persoalan inilah yang silih berganti, Hidup bersama bayangan saja , Indah hanyalah kabar , Bukan yang sebenar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Snake Temple - Penang

8 April 2011   08:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:01 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(keterangan daripada temple ini saya ambil dari wikipedia )

[caption id="attachment_100817" align="aligncenter" width="300" caption="Ular ini lagi tenang dalam tidurnya di atas ranting buatan"][/caption]

From Wikipedia, the free encyclopedia

The Snake Temple.

The Snake Temple (simplified Chinese蛇庙pinyinShé MiàoPe̍h-ōe-jī: Tsuâ-biō) is situated in Sungai KluangBayan LepasPenangMalaysia and is perhaps the only temple of its kind in the world. The temple is filled with the smoke of burning incense and a variety of pit vipers. The vipers are believed to be rendered harmless by the sacred smoke, but as a safety precaution, the snakes have also been de-venomed but still have their fangs intact, visitors are warned against picking up the reptiles and placing them on their bodies for taking pictures. Local devotees believe that the temple's snake population has come there of its own accord.

The temple was built circa 1850 in memory of Chor Soo Kong, by a Buddhist monk who moved to Penang. Chor Soo Kong was born with the Tan surname in China during the Song Dynasty (960-1279). He was very serious about spiritual attainment and was ordained at a young age. Legend has it that Chor Soo Kong, who was also a healer, gave shelter to the snakes of jungle. When he died at the age of 65 after a lifetime of good deeds, he was bestowed the honorific title Chor Soo, meaning an eminent historic figure continuously revered by a community generation after generation. After the completion of the temple, snakes appeared on their own accord. The Snake Temple was originally named the "Temple of the Azure Cloud" in honor of the beauty of Penang's sky.

Believers from as far away as Singapore and Taiwan come to pray in the temple on Chor Soo Kong's birthday (the sixth day of the first lunar month).

[caption id="attachment_100824" align="aligncenter" width="300" caption="di atas pokok , hampir sama warnanya dengan daun2 pokok ini"]

1302248819991778640
1302248819991778640
[/caption]

During Chinese new year tahun lalu 2009 kami mengunjungi tempat wisata ini , sebenarnya sudah lama kami tak berkunjung kesini lebih kuranag 10 tahun dan sekarang sudah banyak perubahan di temple ini kalau dulunya mau tengok ular2 yang lain tak payah bayar entrance fee tapi sekarang kena bayar RM 5.00 per entry kalau tak silap untuk camera lain charge , gambar yang boleh saya snap itu hanya yang ada di luar saja bukan di dalam ( ruangan khusus )

[caption id="attachment_100828" align="aligncenter" width="300" caption="Pokok Ciku ( Pohon Buah Sawo dlm Bhs Jawa )"]

1302249303462353258
1302249303462353258
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun