Sebuah keniscayaan bahwa tiap-tiap manusia hidup pasti merasakan pendidikan. Sejak pertama dilahirkan kemudian dewasa bahkan sampai tua, kita semua selalu mendapatkan pendidikan baik itu oleh orang tua, sekolah, atau lingkungan masyarakat.Â
Berbagai ilmu pengetahuan bisa berupa lisan dan tulisan atau bahkan tindakan yang mencontohkan kepada kita semua suatu kebaikan. Itu semua tujuanya tak lain untuk mencapai sebuah kehidupan yang lebih baik.
Secara singkat pernyataan di atas merupakan sebuah proses pendidikan yang didapatkan serta dilakukan sesama manusia, untuk saling meluruskan serta menguatkan dasar potensi manusia sejak lahir. Hal tersebut juga menunjukan bahwa sebenarnya pendidikan itu bisa didapatkan dimana saja, kapan saja, serta dengan siapa saja.
Namun Beberapa tahun kebelakang, entah disadari atau tidak, kebanyakan masyarakat  kita lebih mempercayakan pendidikan anaknya di sekolah, hal itu terjadi disebabkan karena arus globalisasi, kemajuan teknologi, serta tuntutan perekonomian masyarakat yang semakin tinggi, sehingga mampu menguras waktu, tempat dan tenaga dari orang tua yang akhirnya lebih mentotalitaskan pendidikan anak nya di sekolah.Â
Mereka para orang tua tidak tahu bahwa lembaga pendidikan yang bernama sekolah itu pun belum tentu bisa memberikan pendidikan yang baik terhadap para siswa.Â
Maka dari itu amat sangat disayangkan dengan adanya perubahan zaman ini justru menimbulkan sebuah pandangan di sebagian masyarakat kita bahwa pendidikan hanya dilakukan disebuah lembaga yang memiliki label sekolah atau kampus. Mereka lupa bahwa pendidikan bisa dilakukan dimanapun salah satunya di dalam lingkungan keluarga. Â
Bukankah pendidikan pertama setiap manusia ada di dalam keluarga?
Bukankah keluarga mempunyai peran yang sangat penting bagi proses pendidikan anaknya?
Sodara pembaca saya akan mengajak sodara untuk mengetahui betapa pentingnya pendidikan keluarga bagi setiap manusia.
Keluarga mempunyai peran yang sangat luar biasa terhadap pendidikan setiap anggotanya, hal ini terjadi karena mau tidak mau pendidikan pertama dari setiap manusia terletak di lingkungan keluarga, guru pertamanya pun tentu tak lain ayah dan ibunya. Â Maka dari itu keluarga bisa disebut pusat pendidikan dari setiap manusia. Â
Pada umumnya dari kecil hingga dewasa secara sadar atau tidak sadar terdapat beberapa pengaruh dari adanya pendidikan keluarga. Pengaruh tersebut bisa bersifat keturunan ataupun perlakuan dari lingkungan keluarga tersebut.Â
Sebagai contoh, ada pepatah kuno yang mengatakan bahwa "buah jatuh tak jauh dari pohonya" perkataan pepatah tersebut merupakan sebuah perumpamaan bahwa terdapat kemiripan antar orang tua dan anaknya. Kemiripan tersebut bisa berbentuk fisik, sifat, atau bahkan tingkah laku.