Mohon tunggu...
A. Abdul Malik C.
A. Abdul Malik C. Mohon Tunggu... Mahasiswa Profesi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Sedang belajar tentang manusia. Menyukai sejarah, filsafat, dan bahasa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Coping Efficacy dan Tak Semua yang Tumbuh dari Tanah Gersang adalah Ilalang

8 Januari 2023   10:05 Diperbarui: 8 Januari 2023   10:11 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita yang pernah menonton serial Keluarga Cemara TV di era 1990an atau menonton film versi modernnya  tentu pernah mendengar adagium "harta yang paling berharga adalah harta benda keluarga". 

Penekanan pada keluarga adalah sesuatu yang lumrah di indonesia, sudah begitu banyak cerita orang-orang berhasil yang memulai perjuangannya atau bangkit dari kegagalan karena dukungan keluarga yang baik. Tidak sedikit pula kita mendengar banyaknya kisah-kisah orang yang terjerumus ke titik nadir karena permasalahan dalam keluarganya. 

Anak adalah produk dari sebuah keluarga yang muncul karena pernikahan. Sudah banyak penelitian dan kisah yang menggambarkan betapa besar dampak orangtua kepada tumbuh kembang anak, mulai dari pola asuh, pemberian nutrisi, afeksi, dan lain sebagainya. 

Hampir bisa dipastikan bahwa anak yang tumbuh dari orangtua yang utuh dan berfungsi dengan baik akan menjadi lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak. Lalu bagaimana dengan anak-anak yang harus tumbuh merasakan luka dari kedua  orangtuanya yang bercerai?

Perceraian adalah fenomena yang makin marak pada keluarga Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 hingga 2018 terdapat tingkat perceraian resmi yang meningkat dimulai dari 260.000 pada tahun 2016 hingga 350.000 pada tahun 2018 . 

Angka perceraian ini masih belum mencakup perceraian yang tidak melalui proses administrasi di pemerintahan. Perceraian terjadi karena berbagai faktor, mulai dari faktor ekonomi, ketidakcocokan, tidak setia, dan faktor-faktor lain. 

Perceraian yang terjadi tentunya memiliki dampak, baik pada orangtua maupun anak. Anak yang orangtuanya mengalami perceraian akan mengalami masalah-masalah di bidang perilaku sosial, akademik, dan kepatuhan untuk mengikuti norma sosial. 

Hasil studi menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dari keluarga yang bercerai danberkonflik akan mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi, kecemasan, permasalahan perilaku, self-esteem yang rendah, dan kemampuan skolastik yang lebih rendah.

Perceraian selalu membawa dampak besar pada anak. Meskipun banyak studi yang menunjukkan banyaknya dampak negatif pada anak karena perceraian orangtua, hal ini tidak berlaku pada semua orang.  

Terdapat kasus-kasus dan pola dimana anak tidak terpengaruh secara signifikan oleh perceraian orangtuanya dan menunjukkan hasil perkembangan yang baik. Faktor-faktor yang berpengaruh apakah anak akan tumbuh di antaranya adalah ekspektasi perceraian pada orangtua, sosial budaya yang berlaku, dan yang paling signifikan adalah coping efficacy atau kemampuan mengatasi masalah.

Coping efficacy adalah kemampuan individu untuk mengatasi masalah yang ada.  Coping efficacy adalah faktor yang menentukan seberapa baik seseorang dapat menghasilkan sesuatu yang positif dari situasi yang negatif.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun