Mohon tunggu...
MALIK NUR HALILINTAR
MALIK NUR HALILINTAR Mohon Tunggu... Administrasi - Aparatur Sipil Negara (ASN)

Pelayan Masyarakat. Semurni-murni tauhid, setinggi-tinggi ilmu, sepintar-pintar siasat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimana Kabar Manusia Indonesia? Kepriben Kabare Manungsa Brebes?

29 September 2018   17:55 Diperbarui: 29 September 2018   18:32 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia Indonesia adalah manusia tukang tiru.

Banyak kata-kata mutiara yang melimpah-limpah, namun tidak menghayatinya dan mengamalkannya.

Selain itu terdapat antropolog Indonesia; Kontjoroningrat yang menambahkan mentalitas Indonesia adalah memiliki 'mentalitas menerabas'. Mentalitas menerabas adalah pola pemikiran dan perilaku ingin mendapatkan hasil selekas-lekasnya; secepat-cepatnya walaupun harus melanggar aturan apapun dan menghalalkan segala cara demi keinginannya terpenuhi dengan cepat. Hingga ada ungkapan yang cukup terkenal adalah di Indonesia 'Peraturan dibuat untuk dilanggar'. Contohnya adalah kebiasaan 'suap' demi mempercepat birokrasi adalah contoh paling konkret. Plagiarisme atau mencontek hasil karya orang lain juga contoh mentalitas menerabas di bidang pendidikan.

Sudah cukupkah kita mengenali sikap dan mentalitas buruk orang Indonesia? Mochtar Lubis juga mengungkapkan ada beberapa karakterisktik positif orang Indonesia secara umum. Ciri-ciri positif manusia Indonesia diantaranya adalah:

Manusia Indonesia pada dasarnya berhati lembut dan suka pada kedamaian.

Manusia Indonesia memiliki rasa humor yang cukup baik. Mereka dapat tetap tertawa dalam kesulitas dan penderitaan.

Manusia Indonesia mudah dan cepat untuk mempelajari segala sesuatu.

Manusia Brebes

Ternyata saya merasakan lebih sulit lagi menggali konsep tentang mentalitas masyarakat Brebes. Secara umum menurut analisis saya mentalitas masyarakat Brebes secara umum tidak berbeda jauh dengan mentalitas manusia Indonesia.

Geografis sosiologis masyarakat Brebes yang dikenal terletak di daerah pantura dengan karakteristik bahasa ngapak memberikan suatu dampak kehidupan sosial yang cukup positif. Hal tersebut karena bahasa ngapak merupakan bahasa yang egaliter; bahasa yang tidak mengenal kasta untuk manusia semesta. Sehingga orang-orang ngapak memiliki kecenderungan kehidupan yang lebih demokratis ketimbang kehidupan masyarakat Jawa pada umumnya. Hal tersebut tidak lepas dari geanologi budaya ngapak Brebes Banyumasan yang memiliki mental petarung karena pada zaman dahulu sudah sering memberontak kepada kebijakan raja-raja Mataram yang kurang tepat.

Saya hanya mampu melacak mentalitas manungsa Brebes pada buku Sejarah Mentalitas Orang Brebes (Bappeda, 2009) yang menyatakan bahwa watak orang Brebes digambarkan dalam ungkapan 'Gong Pecah Tinabuh'. Perlambang tersebut menjelaskan fenomena bahwa memang kondisi Brebes adalah carut marut dan terpecah belah dan perlu diperbaiki agar menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat dan Negara. Selain itu lambang gong walaupun sudah pecah masih berusaha dibunyikan juga menandakan mentalitas yang pantang menyerah dalam memanfaatkan kondisi seburuk apa pun untuk diperbaiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun