Saya sendiri tidak tahu mengenai tempat tersebut dulunya seperti apa. Namun yang jelas setiap tempat pasti terdapat kenangan dan masa lalu di dalamnya. Di tempat tersebut kini telah berdiri sebuah bangunan tempat penggilingan padi sekaligus tempat penjemuran padi.Â
Tak jauh dari bangunan tersebut sekitar 150 meter terdapat sebuah bukit yang bisa dikatakan jarang dijamah oleh manusia, bukit tersebut tersebut diapit oleh dua kabupaten. Dengan kata lain bukit tersebut merupakan daerah perbatasan.
Ketika malam hari suasana tempat tersebut berubah menjadi sepi, bahkan sejak senja. Rumah-rumah penduduk di sekitaran tempat penggilingan tersebut jarang, dan bisa dihitung dengan jari, lebih banyak sawah-sawah yang begitu luas sejauh mata memandang. Hantu yang sering menampakan di sekitar tempat tersebut adalah hantu potongan tubuh yang tidak utuh, ada yang berupa setengah badan, lidah, kepala, paha, tangan.
Ada beberapa orang yang rumahnya di sekitaran tempat penggilingan padi tersebut melihat penampakan. Cerita pertama datang dari salah satu tetangga yang rumahnya berdiri sebelum tempat penggilingan padi tersebut dibangun, ia adalah seorang Ustadz dan sering pulang malam dikarenakan mengisi sebuah pengajian.Â
Menurut penuturan beliau waktu itu jam sudah menunjukan jam 12 malam lebih hampir mendekati jam 1 dan beliau melihat penampakan kepala terbang dari pohon kelapa di samping tempat penggilingan padi tersebut terbang menuju bangunan tempat penggilingan padi tersebut. Kejadian tersebut bukan hanya sekali saja.Â
Hampir setiap malam ketika beliau pulang di atas jam 12 malam, selalu melihat penampakan hantu tersebut mulai dari lidah terbang atau hantu setengah badan yang mondar-mandir di depan pintu tempat penggilingan padi.
Pernah satu kali beliau melihat penampakan hantu setengah badan. Kejadiannya saat bulan puasa, menjelang adzan Maghrib. Waktu itu beliau sehabis mengisi pengajian di Masjid. Beliau dikejutkan dengan penampakan hantu setengah badan tersebut dan anehnya memakai sarung.
Menurut penuturan dari beberapa orang yang pernah melihat penampakan hantu setengah badan ini muncul dari salah satu pertigaan tak jauh dari tempat tersebut berjarak sekitar 100 meter kemudian berjalan menuju tempat penggilingan padi. Para warga sekitar pun menyimpulkan bahwa mungkin hantu tersebut sedang mencari potongan tubuhnya yang lain.Â
Selain itu ada juga salah seorang warga sekitar tempat tersebut melihat pemandangan yang menakutkan, sebut saja namanya Tisna, malam itu dia sehabis pulang dari rumah mertuanya dan waktu itu sedang banyak pikiran, rumahnya tidak jauh dari tempat penggilingan padi tersebut, dan ketika dia menengok ke arah tempat tersebut padi, tempat penggilingan padi tersebut berubah menjadi sebuah markas tentara dengan gaya arsitektur khas Belanda.
Para warga di sekitar tempat penggilingan padi tersebut juga sekitar jam 12 malam sering mendengar suara suara aneh, seperti suara gesekan kaki dan aspal, suara jeritan ataupun tangisan, dan suara tulang yang berderit gesekan antar tulang konon katanya suara gesekan tulang tersebut adalah hantu bernama jerangkong.Â
Ada salah seorang yang dikenal sebagai orang pintar maksudnya memiliki kemampuan supranatural mengatakan bahwa tempat penggilingan padi tersebut adalah tempat berkumpulnya atau bermainnya para hantu.