Mohon tunggu...
Malik Hakim
Malik Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Diri, alam, hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

English is Fun Vs Gak Bisa Bahasa Enggres!

10 Juli 2021   14:43 Diperbarui: 10 Juli 2021   14:47 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kelompok di TPQ Abata

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, yang tergabung dalam kelompok 83 program pengabdian masyarakat oleh mahasiswa, mengajak anak-anak belajar bahasa inggris dengan menyenangkan tanpa melupakan edukasi menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama memakai masker, mencuci tangan, dan menutup mulut dengan sikut saat akan batuk dan bersin.

Rifalgi, selaku koordinator kelompok, menyampaikan bahwa kegiatan English is fun yang diselenggarakan oleh kelompoknya pada hari kamis (01/07) di TPQ Abata dan jum'at (02/07) di TPQ Baitul Mubarok bertujuan untuk meningkatkan rasa senang anak terhadap bahasa inggris dan mengingatkan pola hidup bersih dan sehat. 

"Semakin hari, semakin kita dapati pentingnya menumbuhkan rasa senang pada anak dalam belajar berbahasa inggris. Salah satunya untuk keterbukaan informasi bagi mereka di masa mendatang," begitu ucapnya. 

Rifalgi juga menambahkan bahwa pentingnya menumbuhkan rasa senang tersebut untuk mengurangi efek dari ungkapan yang terkenal di kalangan anak akhir-akhir ini yaitu "gak bisa bahasa enggres" di mana anak menjadi lebih cepat menyerah dengan hal yang berbahasa inggris sambil menjadikannya momen untuk mengucapkan ungkapan tersebut.

Untuk mencapai tujuan kegiatan yang sudah disinggung sebelumnya, rifalgi dkk tetap mewajibkan memakai masker bagi anak-anak yang hadir dan membagikan masker bagi anak-anak yang lupa membawanya. Selain mewajibkan memakai masker, kegiatan juga dimulai dengan sama-sama menyanyikan kembali lagu anak sehat, di mana di dalamnya terdapat ajakan untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menutup mulut saat akan bersin dan batuk. 

Setelah membagikan  masker dan bernyanyi bersama lagu anak sehat, kegiatan English is fun dimulai dengan membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok, bermain berbagai permainan dengan sistem poin bagi pemenang, dan membagikan hadiah bagi kelompok yang menang.

Konsep membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok, sebagaimana dituturkan oleh Rifalgi, bertujuan untuk melibatkan peserta yang berusia remaja secara penuh. 

"Kegiatan kali ini konsepnya seperti cerdas cermat, permainan yang dimainkan oleh beberapa kelompok. Pembagian kelompok juga tujuannya agar peserta yang sudah besar bisa mengikuti kegiatan secara penuh, tidak sibuk sendiri dengan handphonenya seperti kegiatan sebelumnya". 

Hal tersebut terbukti benar. Selama kegiatan berlangsung, peserta yang sudah remaja jauh lebih antusias mengikuti kegiatan dibandingkan dengan acara sebelumnya yang hanya diam dan menonton bersama.

Selain dengan konsep kelompok, pembagian hadiah juga masih menjadi andalan bagi rifalgi dkk untuk meningkatkan antusias peserta. Mengenai pembagian hadiah bagi pemenang, rifalgi menuturkan "ya walaupun pada dasarnya semua kelompok akan mendapatkan hadiah, dan hadiahnya pun dapat anak-anak temukan di warung terdekat, tidak bisa dipungkiri bahwa dengan hadiah anak-anak menjadi lebih antusias dan terus berusaha memenangkan permainan". Konsep menjadikan hadiah sebagai pendorong anak agar terus ingin memenangkan permainan juga kabarnya dilandaskan pada teori reward and punishment, di mana individu terdorong untuk melakukan sesuatu setelah mendapatkan hadiah dari perilaku sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun